Empatpuluh Tujuh Ronin, Teladan Kesetiaan Samurai Terhadap Majikannya di Abad 18 Jepang (04)

Empatpuluh Tujuh Ronin, Teladan Kesetiaan Samurai Terhadap Majikannya di Abad 18 Jepang (04)

Teladan Kesetiaan Samurai Terhadap Majikannya di Abad 18 Jepang--google.com

Dia bertanggungjawab atas kegiatan harian shogun, protokol istana, pengaturan hadirin, dan sejenisnya. 

Di lingkungan istana, prinsip Konfusianisme dijalankan dengan ketat.

Suatu hari, daimyo di wilayah Ako bernama Asano Naganori yang kala itu berusia 43 tahun dinilai melakukan tindakan yang melanggar etika. Daimyo adalah sebutan untuk orang yang berpengaruh di suatu wilayah. 

BACA JUGA:Menyusuri Suku Batak, Menemukan Kekayaan Budaya dan Keindahan Alam yang Menggoda

Dalam cerita-cerita yang telah dibumbui fiksi, Kira digambarkan sebagai pejabat yang rakus dan keji. 

Namun, jabatannya memang menuntut ketelitian dan penerapan etika yang ketat. 

Sejarawan militer Jepang dari Universitas Leeds, Stephen Turnbull dalam pengantarnya di buku 47 Ronin (2012) oleh John Allyn menyebutkan; tidak ada catatan atau surat-surat pribadi yang menjelaskan seluk-beluk situasi tidak adil yang dialami oleh Asano. 

BACA JUGA:Mengenal Suku-suku Pribumi Sumatera, Pesona Kekayaan Budaya yang Tak Tergantikan

Tidak ditemukan pula hal apa yang coba diprotes olehnya, hingga menemui jalan buntu bunuh diri. 

Secara sederhana, tidak ada catatan jelas pembelaan baik di pengadilan bahkan pernyataan pribadi dari Asano. 

Cerita yang selama ini beredar sebenarnya belum ditemukan validasinya. 

BACA JUGA:Wisata Budaya di Gunung Padang, Menelusuri Jejak Peradaban Kuno di Cianjur, Mau Ikut!

Meski penyebab pertikaian Asano dan Kira belum diketahui dengan pasti, tetapi pembunuhan dan balas dendam benar-benar terjadi. 

Cerita versi Chusingura Cerita 47 Ronin melegenda di Jepang berkat naskah drama Kanadehon Chushingura atau biasa disingkat Chusingura yang berarti Gudang Harta Para Pelayan Setia.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: