Laksamana Keumalahayati : Wanita Tangguh Pemimpin Angkatan Perang Ditakuti Belanda dan Portugis

Laksamana Keumalahayati : Wanita Tangguh Pemimpin Angkatan Perang Ditakuti Belanda dan Portugis

Setelah suaminya gugur, Malahayati ingin membentuk armada perang, yang prajuritnya terdiri dari para janda, yang suaminya adalah pejuang Aceh yang telah gugur pada pertempuran di Selat Malaka.

Pemimpin Pasukan Inong Bale

Setelah mengajukan permohonan kepada raja Aceh, Sultan Al-Mukammil, keinginan Keumalahayati untuk membentuk armada perang dapat diwujudkan dan Malahayati diangkat menjadi seorang panglima Armada Inong Balee (Armada Perempuan Janda).

Pertempuran  yang pertama kali dipimpin oleh Keumalahayati adalah pertempuran melawan Portugis di perairan Selat Malaka.


Foto : ilustrasi Pahlawan Nasional asal Aceh.-Laksamana Keumalahayati : Sosok Wanita Pemimpin Angkatan Perang-Google.com

Pasukan Inong Balee yang bermarkas di Teluk Lamreh Krueng Raya memiliki seratus lebih kapal perang , dengan pasukan yang mencapai hingga 2000 pasukan. Dengan pasukan yang banyak itu, membuat armada asing menjadi  gentar untuk melintasi Selat Malaka.

BACA JUGA:6 Remaja Minang Awal Sejarah Polwan, Ternyata Meraka Dilibatkan Agresi Militer Tahun 1948

Aceh memiliki komoditas ekonomi yang dihasilkan oleh bumi dan laut Aceh sangat melimpah ruah, hal tersebut menjadikan Aceh  digemari oleh  bangsa barat seperti Belanda, Portugis, dan Inggris.

Aceh membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan mereka. Akan tetapi bangsa barat tak mengindahkan kerjasama tersebut.

Mereka sangat rakus dan ingin menguasai komoditas yang bukan menjadi hak mereka, dengan mengupayakan berbagai cara, mulai dari trik yang halus, seperti membuat perjanjian dagang, hingga cara kasar sampai dengan menyerang Aceh.

Dengan kerjasama tersebut, Aceh memanfaatkan untuk menyewa kapal Belanda yang akan digunakan ke Johor untuk mengangkut pasukan.

BACA JUGA:Frigat KRI I Gusti Ngurah Rai 332 Muntahkan Rudal Anti Kapal Exocet MM40 Block 3, Targetnya Hancurkah?

Akan tetapi pada saat kapal tersebut ingin digunakan, pihak Belanda mengingkari janjinya tersebut dan kapten kapal J. Van Hamskerek melarang pasukan Aceh untuk naik ke atas kapal.

Ketika Belanda terlihat menembaki beberapa pembesar Aceh, hal itu membuat sebagian pasukan Aceh yang telah berada di atas kapal marah.

Pertempuran tersebut dilaporkan kepada Sultan dan didengar oleh Keumalahayati.  Pada saat itu juga Malahayati memberikan komando  agar pasukannya berkumpul dan mengepung kantor perwakilan dagang Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: laksamana keumalahayati wanita pemberani asal tanah aceh