Bebatuan Spritual di Situs Gunung Padang, Ada Yang Berlafadz Allah, Kecapi Bersenar Tak Kasat Mata, Mitoskah?

Bebatuan Spritual di Situs Gunung Padang, Ada Yang Berlafadz Allah, Kecapi Bersenar Tak Kasat Mata, Mitoskah?

Seperti di Teras satu, memiliki bukit bersujud atau yang disebut masyarakat “Bukit Masjid” dan 2 batu musik.

Sebelah barat bernama “Batu Bonang” yang berarti “tidur tapi masih mengingat Tuhan” memiliki relief 4 jari yang kalau diperhatikan seksama mirip lahfadz Allah. Batu ini bila diketuk dalam menimbulkan alunan suara. 

BACA JUGA:Kok Bisa Situs Gunung Padang Disebut Sebagai Dongeng 1001 Malam! Begini Penjelasannya

Sebelah timur “Batu Kacapi”. Gabungan kosa kata Kaca dan Pi. Artinya cerminan diri. Konon mempunyai 20 senar tak kasat mata yang menyimbolkan mengenai sifat-sifat Tuhan yang ada pada diri manusia.

Gunung Padang menjadi saksi tingginya pola pikir leluhur kita yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan. Lima teras tersebut juga menjadi filosofi pencapaian spiritual pada alam semesta dan yang maha segalanya.

NAH, dari filosofi tersebut memberikan makna tersendiri. 

Bagian utara dan selatan dari situs ini terdiri dari pegunungan, dan salah satu di antaranya pernah menjadi gunung berapi.

Dari ribuan balok batu megakitikum tersebut, terdapat bongkahan batu unik, Batu Maung disebut Telapak Harimau.

Salah satu batu besar yang ada di situ Gunung Padang sempat menyita perhatian pengunjung.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Kaki Kuno! Keajaiban Batu Macan di Gunung Padang, Warisan Sejarah yang Mengagumkan

Di batu itu, terdapat ukiran semacam jejak kaki. Bentuknya mirip telapak kaki harimau dewasa.

Terdapat tulisan di dekat batu itu. “Batu Tapak MaUng,” begitu bunyi tulisannya. MaUng, dalam bahasa Sunda, berarti harimau atau macan.


Foto : Situs Gunung Padang.-Bebatuan Spritual di Situs Gunung Padang, Ada Yang Berlafadz Allah, Kecapi Bersenar Tak Kasat Mata, Mitoskah?-Google.com

Dikutip dari sejumlah sumber, tepatnya di sebelah timur, ada “Batu Tapak MaUng: MaUng di sini bukan seperti dalam bahasa Sunda berarti Macan. 

Melainkan gabungan kata Ma dan Ung, yang artinya manusia unggul. Bila diperhatikan itu ada 9 cekungan tapi bukan jejak harimau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: