Heboh di Dunia Arkeologi! Gunung Padang, 'Saudara Kembar' Situs Megalitikum di Irlandia Benarkah?

Heboh di Dunia Arkeologi! Gunung Padang, 'Saudara Kembar' Situs Megalitikum di Irlandia Benarkah?

Gunung Padang sendiri diperkirakan terbentuk dari hasil pembekuan magma, sisa gunung api purba era Pleistosen Awal, 21 juta tahun lalu.

BACA JUGA:3 Ton Logam Mulia Ada di Gunung Padang, Peninggalan Kekayaan Kerajaan Padjajaran? Simak ulasan Temuan lainnya

Para pakar menilai, gunung itu adalah sumber alamiah kolom batu penyusun konstruksi situs, terbukti dari berserakannya kolom-kolom batu alamiah yang bukan dari reruntuhan situs yang banyak ditemukan di kaki Gunung Padang.

Dikutip dari sejumlah sumber, batu-batu sejenis bisa dengan mudah digali dari kaki Gunung Padang.

Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran, Prof Dr Adjat Sudrajat memaparkan, Gunung Padang terbentuk dari letusan gunung api purba Karyamukti lebih dari 10.000 tahun lalu. 

Gunung Padang tidak terlepas sebagai rangkaian gunung api-gunung api aktif di Indonesia.

BACA JUGA:Gunung Padang, Salahsatu Temuan Reaktor Alam Kuno di Muka Bumi, Analisa Peneliti Sepeti Ini!

"Karena sudah istirahat lebih dari 10.000 tahun maka gunung ini tidak akan menimbulkan bahaya," kata Adjat dalam Seminar Nasional 'Situs Gunung Padang dan Permasalahannya' di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Jadi kontroversi, batuan di Gunung Padang sengaja dibawa dari luar lokasi dan disusun menjadi piramida yang saat ini masih ditelusuri kebenarannya. 

Menurut dia, batuan berjenis basalt dan andesit itu asli dari Gunung Padang yang terbentuk dari hasil letusan gunung api purba.

 "Batuan yang dihasilkan bisa batuan lepas atau padat. Di negara kita letusan akan menghasilkan batuan andesit dan tidak akan membentuk lava cair seperti produk gunung api di Hawai karena gunung api kita berada di jalur andesit," tuturnya.

BACA JUGA:Asal Usul Reog Ponorogo! Penampilan Memukau Yang Diakui Dunia Ternyata Berasal Dari Sini

Dari hasil penelitian, batu-batu balok dan tiang yang terususun di Gunung Padang sebenarnya adalah murni dari alam.

Sebagian kecilnya dibentuk oleh masyarakat purbakala setempat yang menghuni lokasi tersebut. Mereka membuat tempat pemujaan berupa punden berundak. 

Dalam ilmu geologi, fenomena bentukan batuan tersebut dikenal dengan nama Columnar Jointing. bentuk batu tersebut bukan kubus balok melainkan heksagonal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: