Mengenal Situs Candi Gedog dan Legenda Joko Pangon, Siapakah Beliau?

Mengenal Situs Candi Gedog dan Legenda Joko Pangon, Siapakah Beliau?

Mengenal Situs Candi Gedog dan Legenda Joko Pangon, Siapakah Beliau?-Kolase-Berbagai Sumber

PAGARALAMPOS.COM - Joko Pangon, tokoh terkenal dalam cerita rakyat Gedog Candi, diyakini berasal dari wilayah barat dan berasal dari keluarga bangsawan Mataram Islam atau setidaknya bertugas sebagai pejuang dari Mataram.

Ia dikenal sebagai "sing babat alas" atau pembuka hutan, sekaligus sebagai pemberi nama daerah (Gedog).

Perjalanannya ke wilayah ini didorong oleh keinginannya untuk menimba ilmu, tidak hanya ilmu silat tetapi juga ilmu peternakan, seperti beternak kerbau.

Dalam pengembaraannya, Joko Pangon sampai di sebuah pemukiman di dekat hutan. Seorang janda tua yang baik hati membantunya dan memberinya tempat tinggal.

BACA JUGA:Pantas Saja Para Peneliti Dunia Berbondong ke Gunung Padang, Ternyata Ada Situs Megalit yang Sangat Besar

Pangon segera menjadi seperti anak laki-laki baginya. Sebagai rasa syukur, Joko Pangon mengambil alih rutinitas sang janda mengumpulkan kayu bakar dari hutan.

Suatu hari, saat sedang mengumpulkan kayu bakar, Joko Pangon mendengar suara dari dalam hutan. Dia memutuskan untuk menjelajah ke dalam hutan untuk memastikan sumbernya.

Di tengah hutan, ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang menyambutnya dengan hangat dan mengajarinya berbagai seni bela diri dan keterampilan beternak.


--

Namun, beberapa hari kemudian, ketika Joko Pangon kembali menemui pembimbingnya, ia hanya menemukan sebuah batu besar.

BACA JUGA:Gunung Padang Atlantis Indonesia yang Terlupakan, Mengubah Paradigma Sejarah Manusia!

Untuk mengenang gurunya, Joko Pangon memutuskan untuk membangun sebuah pura di hutan itu. Selanjutnya, ia membuka hutan dan mengubahnya menjadi pemukiman.

Tugas utama Joko Pangon adalah menggembalakan kerbau. Sebagai imbalannya, ia diperbolehkan memelihara anak sapi jantan sedangkan anak sapi betina menjadi milik tuan tanah.

Keberuntungan berpihak pada Joko Pangon karena kerbau tuan tanah melahirkan lebih banyak anak sapi jantan. Ini membuat tuan tanah, Swansang, geram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: