Harus Tahu Nih! Inilah 4 Situs Prasejarah Zaman Megalitikum di Gunung Padang

Harus Tahu Nih! Inilah 4 Situs Prasejarah Zaman Megalitikum di Gunung Padang

Jadi Situs Megalith Terbesar Dunia-Kolase-Berbagai Sumber

Dalam tulisannya yang berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan), Krom melaporkan bahwa di puncak Gunung Padang terdapat empat teras yang seluruhnya disusun dari batu kasar dan dihiasi batu tegak yang terbuat dari andesit.

BACA JUGA:Terungkap! Koin Kuno Abad ke-52 SM Ddi Gunung Padang Menyimpan Rahasia Zaman Purba yang Penuh Mi

Selain itu, di setiap terasnya terdapat gundukan tanah yang ditimbun batu. Krom pada awalnya mengidentifikasi temuan itu sebagai makam, karena bentuknya yang menggunduk.

Karena keterbatasan akses ke situs, temun bersejarah di Gunung Padang sempat terlupakan selama beberapa dekade.

Barulah pada 1979, masyarakat desa setempat melaporkan tentang keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak kepada pemerintah.

Setelah itu, situs ini terus diteliti dan diketahui bahwa bangunan di Gunung Padang adalah punden berundak yang berasal dari tradisi megalitik masa prasejarah.

BACA JUGA:Koin Logam Kuno dan Artefak Situs Gunung Padang, Membuka Pintu Menuju Zaman Purba yang Megah!

Barulah pada 1979, masyarakat desa setempat melaporkan tentang keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak kepada pemerintah.

Setelah itu, situs ini terus diteliti dan diketahui bahwa bangunan di Gunung Padang adalah punden berundak yang berasal dari tradisi megalitik masa prasejarah.

Teras pertama merupakan bangunan terluas, dengan jumlah batuan paling banyak.

Semakin ke atas, jumlah batunya pun semakin berkurang.

BACA JUGA:Peradaban Canggih Situs Gunung Padang, Peneliti Temukan 13 Ton Logam Mulia Hingga Pasir Peredam Gempa

Batu-batu yang jumlahnya sangat banyak tersebut tersebar hampir menutupi seluruh puncak Gunung Padang.

Saat ini, kondisinya mengalami kerusakan pada beberapa bagian karena faktor alam ataupun aktivitas wisata yang tidak terkendali.

Akibatnya, banyak batu punden yang lepas, miring, aus, terkelupas, retak, patah, dan jatuh ke lereng ataupun kaki bukit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: