Menelisik Makna Tari Malulo Suku Tolaki Sulawesi, Simbol Toleransi dan Pemersatu Yang Sedang Viral 2023 Ini
Menelisik Makna Tari Malulo Suku Tolaki Sulawesi, Simbol Toleransi dan Pemersatu Yang Sedang Viral 2023 Ini-Kolase-Berbagai Sumber
PAGARALAMPOS.COM - Tari Malulo atau tari Lulo adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara dan menjadi budaya di kota Kendari.
Tarian ini merupakan tarian masyarakat suku Tolaki yang dilakukan secara massal dan bisa dilakukan oleh semua kalangan.
Tari ini sangat terkenal di Kota Kendari dan sering ditampilkan di acara pernikahan, acara adat dan lain sebagainya. Bahkan kearifan budaya lokal ini menjadi brand Kota Kendari.
Tari Lulo atau Malulo ini juga dikenal sebagai tari persahabatan atau pemersatu, karena tarian ini dapat dilakukan oleh berbagai suku di kota Kendari dan dilakukan secara bersama-sama.
BACA JUGA:Pilih 5 Model Pixie Cut Berdasarkan Bentuk Wajahmu, Jadikan Tampilan Makin Ciamik
Sejarah munculnya tari Lulo berhubungan dengan sistem mata pencaharian dan sistem kepercayaan lokal masyarakat Tolaki kuno.
--
Dahulu suku Tolaki kuno menempati wilayah daratan dan pegunungan, mata pencaharian utama mereka adalah bertani.
Kebiasaan masyarakat Tolaki kuno yang menginjak- injakkan kaki kiri untuk membulir-bulirkan padi saat panen yang dalam bahasa Tolaki dikenal dengan sebutan MOLULOWI OPAE menjadi awal mula tari Lulo.
Dari kebiasaan MOLULOWI OPAE tersebut terciptalah gerakan-gerakan tarian yang sekarang kita kenal dengan sebutan tari Lulo.
BACA JUGA:Biar Awet! Coba Gunakan 4 Merk Ban Motor Terbaik di di Idonesia Ini!
Dahulu tari Lulo digunakan sebagai instrumen penyembuhan warga yang sakit.
Dalam kepercayaan masyarakat Tolaki, penyakit seseorang biasanya diakibatkan oleh kesalahan orang tersebut yang menyebabkan Sanghyang murka dan memberinya penyakit dengan dipandu oleh seorang dukun melakukan tari Lulo yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Dengan demikian, tari Lulo merupakan salah satu bentuk instrumen budaya masyarakat Tolaki yang berfungsi untuk membangun “ komunikasi ritual” dengan para dewa yang dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindarkan manusia dari kehancuran akibat para dewa dengan cara menghiburnya dengan tari Lulo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: