Batik Berperan Penting sebagai Alat Diplomasi Budaya
Batik Berperan Penting sebagai Alat Diplomasi Budaya-tangkapan layar-kemenparekraf.go.id
“Potensi pengembangan usaha batik masih terbuka dengan luas. Apalagi konsumsi produk dan jenama lokal meningkat sejak adanya program pemerintah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang terus dilaksanakan setiap tahunnya untuk meng-on-boarding UMKM go digital dan juga mendorong kecintaan masyarakat terhadap produk-produk Indonesia” ujar Wamenparekraf Angela
Pengembangan usaha batik tidak hanya dalam hal menjual kain batiknya saja, namun dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis produk.
Mulai dari baju, jaket, tas, sampai aksesoris rumah tangga seperti bantal, selimut, taplak meja, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya menjadi nilai tambah bagi industri batik.
BACA JUGA:Ayo Mengenal 5 Suku di Tanah Papua, Bahkan Ada Keunikan Dalam Cara Menyambut Tamu Lho!
Tidak hanya itu, aktivitas membatik sendiri juga merupakan atraksi dan aktivitas wisata yang bisa mendatangkan wisatawan.
Sebut saja Desa Wisata Batik Giriloyo di Bantul, Yogyakarta, yang sudah berhasil mendatangkan hampir 4 ribu wisatawan macanegara dan wisatawan nusantara dalam setiap bulannya.
“Ke depan tentunya kita harapkan ibu-ibu IWAPI yang sangat kreatif ini bisa turut mengembangkan batik Indonesia, agar semakin relevan bagi generasi muda dan untuk konsumsi masyarakat dunia. Karena kita sadari bahwa ada manfaat ekonomi di sini, dari pengembangan usaha batik. Ada upaya pelestarian budaya Indonesia. Namun yang terpenting ada keberpihakan terhadap perempuan. Karena mayoritas pengrajin batik adalah perempuan,” kata Angela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemenparekraf.go.id