City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang (03)

City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang (03)

PAGARALAMPOS.COM – Dalam adegan lainnya, Mr Tang yang sudah menjalin kerjasama dengan Jepang, caranya dengan membocorkan posisi tentara Cina dan diberikan imunitas, malah harus kehilangan anaknya (dibunuh dengan cara dibuang dari lantai atas) dan adik iparnya dibawa tentara Jepang untuk dijadikan Jugun Ianfu. 

Tim John Rabe termasuk di antaranya Minnie Vautrin (ini juga tokoh nyata) meminta kesediaan 100 wanita secara sukarela untuk menjadi wanita penghibur selama 3 hari, dengan imbalan kesejahteraan bagi para pengungsi. 

BACA JUGA:City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang (01)

Yang terjadi berikutnya juga mengerikan, tidak lebih dari 10 orang saja yang bisa kembali selamat dengan kondisi sakit mental. 

Sisanya mati akibat diperkosa secara terus menerus oleh tentara Jepang atau dieksekusi (diantaranya adalah adik ipar Mr Tang).

Kisah ini nyata terjadi di Nanjing di tahun 1937, ketika ribuan tentara dan orang Sipil dibantai, dan sekitar 20 – 80 ribu wanita diperkosa. 

BACA JUGA:City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang (02)

Seorang jurnalis Jepang pada waktu itu mengatakan bahwa salahsatu sebab Nanjing bisa ditaklukkan secara cepat, karena ada perjanjian diam-diam di antara perwira dan anak buahnya, bahwa mereka bebas menjarah dan memperkosa setelah Nanjing ditaklukkan. 

Nanjing Massacre atau ‘Pembantaian Nanjing’ berlangsung kira-kira selama 6 pekan. 

Perkiraan jumlah korban pada waktu itu adalah antara 100 – 300 ribu menurut beberapa sumber.

BACA JUGA:Fiksional Epik Biopik Seorang Vampir yang ‘Hidup Datar’ Selama Beratus Tahun (01)

Film ini ditampilkan dalam format hitam putih. Mungkin media yang sama yang dipakai oleh Schindler’s List? 

Tidak ada tokoh utama dalam film ini, karena dalam beberapa segmen ada tokoh utamanya sendiri-sendiri. 

Sudut pandang pun juga 2 sisi, dari sisi Cina dan Jepang. Sutradara Lu Chuan sempat mendapat kecaman dari masyarakat Cina, karena penggambaran sisi simpatis dari serdadu Jepang, Kadokawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: