Kisah Pendekar, Ternyata Sumatera Selatan Jadi Tempat Si Pahit Lidah Mendapatkan Kesaktian
Kisah Pendekar, Sumatera Selatan Jadi Tempat Si Pahit Lidah Mendapatkan Kesaktian - Foto: Instagram @iqbalelmubarak--Instagram
Banyak juga para wisatawan yang datang untuk mandi di lokasi ini setiap harinya. Airnya yang jernih dengan dasar batu kali kecil yang dangkal seukuran betis orang dewasa menjadikan tempat ini sangat diminati orang-orang.
BACA JUGA:TERNYATA! Ini Awal Masalah Pendekar Si Pahit Lidah dan Aria Tebing Hingga Adu Kekuatan, Karena Apa?
Masih menurut pak Jafri, pada tahun 1825 sampai 1835, Gua ini juga pernah menjadi persembuyian masyarakat desa dari penjajahan Belanda. Dan Gua ini juga dikenal dengan Shoman Dusun yang berarti Gua Desa.
Penelusuran kelokasi berikutnya, untuk melihat patung sang Harimau ternyata kita harus menaiki tangga menuju tempat yang cukup luas dengan bebatuan besar dibagian belakangnya.
Patung dua Harimau penjaga itu terdapat di mulut lubang yang tidak terlalu besar di seberang berjarak kurang lebih 40 meter, sekilas memang dua batu di mulut lubang itu seperti Harimau yang sedang duduk berjaga-jaga.
Dari tempat kita berdiri ternyata masih bisa menuju ke dalam Gua lebih dalam. Namun saat ini akses kedalam masih gelap dan tertutup batu besar.
Asiknya, diatas batu besar itu terdapat juga lobang besar menuju ke atas bukit. Lubang ini juga menjadi salah satu penerangan Gua yang besar ini.
Usai melihat dua patung Harimau, kita bisa menuju pintu keluar yang dinamakan pintu Ajaib. Diberi nama Pintu Ajaib dikarenakan sebesar apapun orang yang akan keluar dari Gua ini pasti bisa melewati pintu ini.
Padahal, celah batu sempit yang dinamakan pintu Ajaib ini tergolong lumayan kecil. Oh ya, untuk melewati pintu ini ternyata ada caranya. Saat melewati, bahu kiri harus berada di depan.
Usai keluar dari pintu ajaib, terdapatkan pemandangan teras luar gua sangat luas.
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu di Sumsel, Ternyata Bahasa Besemah Bukan Bahasa Dusun
Di bagian ini juga terdapat lumbung padi dan singasana sang raja. Berdampingan dengan Goa Putri terdapat Goa Harimau, tempat ditemukannya situs kerangka manusia yang berumur ± 3.000 tahun yang lalu oleh Pusat Penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Goa ini terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji yang berjarak ± 500 meter dari Goa Putri.
Dari hasil penelitian Tim Arkeologi, di Goa ini ditemukan dua kerangka manusia yang masih utuh dan beberapa kerangka yang tidak utuh lagi, serta serpihan-serpihan bebatuan yang diduga sebagai peralatan yang digunakan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: