Terbongkar, Ternyata Produsen Kopi Vietnam Pernah Belajar dari Indonesia

Terbongkar, Ternyata Produsen Kopi Vietnam Pernah Belajar dari Indonesia

Kopi petik merah di Kota Pagaralam salahsatu sentra kopi Indonesia--Pagaralampos.com

 

JAKARTA, PAGARALAMPOS.COM - Secara umum, produsen kopi terbesar di dunia adalah Brazil. Namun, khusus untuk kopi robusta, Vietnam telah dinobatkan sebagai produsen terbesar di dunia. 

Dikutip dari The Saigon Times, pada tahun 2020-2021, Vietnam memproduksi 1,68 juta ton kopi robusta dari lahan seluas 630 hektare.

Dari luasan tersebut, potensi lahan jauh lebih sedikit dari Indonesia yang memiliki sebaran perkebunan kopi mencapai 1,3 juta hektar. Juga Brazil hanya memiliki seu hektar.

Lantas, kok Indonesia belum diurutan pertama penghasil kopi di dunia.

BACA JUGA:Memburu Rasa Kopi yang Unik di Pagar Alam: Menelusuri Jejak Sejarah Kopi yang Ditanam Belanda

Lanjut lagi bicara kopi Vietnam, pencapaian produksi diraih dengan kerja keras para petani serta strategi unik dari pemerintah. 

Dikutip laman wikipedia, Vietnam adalah produsen kopi nomor dua terbesar setelah Brasil, dengan besaran 14,3 persen pasar kopi dunia.

Meskipun demikian, kualitas biji biasanya mempersempit keterpasaran produk. Kopi robusta menyumbang 97 persen produk, dengan 1,17 juta ton terekspor pada tahun 2009, atau senilai 1,7 miliar dolar Amerika Serikat. 

Produksi kopi arabika diharapkan naik setelah perluasan lahan tanam. Kopi jenis lain yang tumbuh di Vietnam adalah kopi liberika dan catimor.

Beberapa dekade lalu, Vietnam hanya negara kecil yang banyak belajar tentang kopi robusta kepada Indonesia. Tapi kini, produksi kopi mereka telah melampaui Indonesia.

BACA JUGA:80 % Sejuta Sambung Pucuk Kopi Dilakukan Monitoring

“Ini dikarenakan mereka belajar dan mengembangkan salahsatu teknik yaitu pemangkasan yang ada di Indonesia,” ucap Manuel, Pakar kopi dunia.

Manuel Diaz mengungkapkan rahasia Vietnam sehingga bisa meraih predikat produsen kopi robusta terbesar dunia dalam waktu satu dekade saja. 

Vietnam mengerahkan kekuatan negara yakni militer untuk menggerakkan industri kopi. “Mereka menggunakan kekuatan tentara dan mereka sangat disiplin,” ujar Manuel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: