Memburu Rasa Kopi yang Unik di Pagar Alam: Menelusuri Jejak Sejarah Kopi yang Ditanam Belanda

Memburu Rasa Kopi yang Unik di Pagar Alam: Menelusuri Jejak Sejarah Kopi yang Ditanam Belanda

Memburu Rasa Kopi yang Unik di Pagar Alam: Menelusuri Jejak Sejarah Kopi yang Ditanam Belanda - Foto: Dok/Pagaralampos.com/PERKEBUNAN: Area perkebunan kopi robusta di Dusun Muara Siban beberapa waktu lalu.--Pagaralampos.com

Memburu Rasa Kopi yang Unik di Pagar Alam: Menelusuri Jejak Sejarah Kopi yang Ditanam Belanda - Foto: Dok/Pagaralampos.com/PERKEBUNAN: Area perkebunan kopi robusta di Dusun Muara Siban beberapa waktu lalu.

 

 

PAGARALAMPOS.COM - Artikel ini berisi tentang Hikayat Kawe (Kopi) : Kompeni, Arabika, dan Transmigrasi 

Andai saja penjajah Belanda tak datang, mungkin masyarakat Pagaralam tak akan menanam kopi. Kopi juga menarik orang Jawa datang.

DI dataran tinggi Kibok, Boedi Majari bersama anggota kelompok tani Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Kibok bersepakat. 

Di atas ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Dpl) itulah mereka menanam kopi arabika.

BACA JUGA: Potensi Luar Biasa, Hendrik van Dermak Mendorong Pertumbuhan Industri Kopi di Pagar Alam

Boedi yang jadi ketua Poktan mengatakan, dataran tinggi Kibok cocok ditanami arabika.

“Kopi Arabika tidak bisa di tanam di ketinggian di bawah 1000 Dpl. Kopi ini sangat cocok di tanam di pergunungan,”ucapnya, ketika dihubungi Pagaralampos.com belum lama ini.

Kibok adalah kawasan pertanian yang menjadi area kerja HKm yang dipimpin Boedi. 

Luasnya kurang lebih 400 hektar dan berada di Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara.

BACA JUGA:Tehnik Sambung Pucuk Bisa Tingkatkan Produktivitas Tanaman Kopi

“Bibit yang sudah siap tanam sekarang kurang lebih 10 ribu batang. Yang sudah ditanam kurang lebih 4 ribu batang,”kata Boedi pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: