Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya: Sebuah Kajian Pemahaman Sejarah dan Pengaruhnya pada Kehidupan

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya: Sebuah Kajian Pemahaman Sejarah dan Pengaruhnya pada Kehidupan

Kesultanan Palembang Darussalam: Dari Kejayaan hingga Kehancuran - Foto: Kolase Pagaralampos.com--kolase pagaralampos.com

Pada masa Jaka Tingkir ini, Keraton Demak dipindahkan ke Pajang akibat serangan Kerajaan Pajang. 

Perpindahan ini sebagai pertanda berakhirnya kekuasaan Kerajaan Demak yang berdiri sejak tahun 1481 hingga tahun 1546.

BACA JUGA:Kalian Wajib Coba! Menyusuri Sungai Bawah Tanah dengan Ban Dalam di Gua Pindul, Dapatkan Pengalaman Berbeda

Ketika Kerajaan Pajang menyerang Demak, terdapat sekitar 24 orang keturunan Pangeran Trenggono (atau juga keturunan Raden Fatah) berhijrah ke Palembang yang dipimpin oleh Ki Gede Sedo ing Lautan. 

Pada tahun 1547, Ki Gede Sedo Ing Lautan menempati posisi Kerajaan Palembang yang telah lama vakum sebagai raja ke-2. Ia berkuasa hingga tahun 1552.

Salah seorang suro (perwira) Kerajaan Demak bernama Ki Gede Ing Suro yang juga ikut dalam rombongan Ki Gede Sedo Ing Lautan kemudian menjadi raja ke-3 di Kerajaan Palembang (1552-1573). 

Meski sudah hijrah ke luar Jawa, ia dan para keturunannya masih memiliki ikatan ideologis dengan pusat keraton di Jawa hingga zaman Mataram.

BACA JUGA:Explore Keindahan Wisata Alam Lampung: Dari Pantai Hingga Hutan Asri

Setelah Jaka Tingkir wafat, Kerajaan Pajang kemudian dipimpin oleh Arya Pangiri. Pada masa kepemimpinannya, terjadi pergolakan politik yang amat pelik. 

Kerajaan Pajang diserang oleh kekuatan massal yang terdiri dari Pangeran Benowo (putra Jaka Tingkir yang tersingkir) dan kekuatan Mataram (dipimpin Panembahan Senapati atau Senapati Mataram, putra Kyai Ageng Pemanahan atau Kyai Gede Mataram).

Arya Pangiri kemudian dapat dikalahkan oleh Senapati Mataram, yang menyebabkan terjadinya pemindahan Keraton Pajang ke Mataram pada tahun 1587. 

Tahun ini dikenal sebagai awal berdirinya Kerajaan Mataram. Pangeran Mataram merupakan keturunan dari Raden Fatah dan Raden Trenggono.

BACA JUGA:Wisata Alam Taman Langit Tangkeban: Alternatif Liburan Seru dengan Suasana yang Asri

Adanya pertalian darah inilah yang menyebabkan terjadinya hubungan yang baik antara Kerajaan Palembang dan Kerajaan Mataram pada saat itu. 

Hubungan tersebut masih terjalin erat hingga masa kekuasaan Raja Amangkurat I (raja ke-4). Di samping itu, hubungan kedua kerajaan tersebut juga dalam bentuk kerjasama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: