Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya: Sebuah Kajian Pemahaman Sejarah dan Pengaruhnya pada Kehidupan

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya: Sebuah Kajian Pemahaman Sejarah dan Pengaruhnya pada Kehidupan

Kesultanan Palembang Darussalam: Dari Kejayaan hingga Kehancuran - Foto: Kolase Pagaralampos.com--kolase pagaralampos.com

BACA JUGA:Rumah Adat dan Budaya Suku Pasemah Penuh Falsafah

Majapahit diperkirakan runtuh pada tahun 1478 akibat serangan kerajaan-kerajaan Islam. 

Pada saat itu, Sunan Ampel menunjuk Raden Fatah sebagai penguasa seluruh tanah Jawa. Pusat kekuasaan kemudian dipindahkan ke Demak.

Pada tahun 1481, Raden Fatah mendirikan Kerajaan Islam Demak. Pendirian kerajaan tersebut juga mendapat bantuan dari daerah-daerah lainnya yang telah lepas dari Majapahit, seperti Jepara, Tuban, dan Gresik. 

Kerajaan Demak pernah menjadi pusat niaga pada abad ke-15 Masehi dan cukup berpengaruh terhadap beberapa wilayah. 

BACA JUGA:Sejarah dan Budaya Suku Pasemah di Sumatera Selatan

Raden Fatah mendapat gelar Senapati Jimbun Ngabdu‘r-Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panata‘Gama. 

Ia wafat pada tahun 1518, dan digantikan puteranya, yaitu Pati-Unus atau Pangeran Sabrang Lor.

Setelah Pangeran Sabrang Lor wafat pada tahun 1521, tahta kekuasaan kemudian dipegang oleh saudaranya, yaitu Pangeran Trenggono hingga tahun 1546. 

Setelah itu, di Kerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan antara saudara Pangeran Trenggono (Pangeran Seda ing Lepen) dan anaknya (Pangeran Prawata). 

BACA JUGA:Wisata Alam Taman Langit Tangkeban: Alternatif Liburan Seru dengan Suasana yang Asri

Perebutan kekuasaan ini menyebabkan terjadi pertumpahan darah antar saudara. Pangeran Seda ing Lepen dibunuh oleh Pangeran Prawata.

Sebagai buntut dari peristiwa ini, Pangeran Prawata beserta keluarganya dibunuh oleh anak Pangeran Seda ing Lepen yang bernama Arya Penangsang atau Arya Jipang. 

Menantu Raden Trenggono yang bernama Pangeran Kalinyamat dari Jepara juga dibunuh. Pertumpahan tidak berhenti di sini, bahkan masih berlanjut.

Pada tahun 1549, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya yang juga seorang menantu dari Pangeran Trenggono atau terkenal dengan sebutan Jaka Tingkir yang ketika itu menjabat Adipati Kerajaan Pajang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: