Ada Penampakan Awan Bertopi di Laut Natuna, Fenomena Apa?

Ada Penampakan Awan Bertopi di Laut Natuna, Fenomena Apa?

Ada Penampakan Awan Bertopi di Laut Natuna, Fenomena Apa? - Foto: Instagram @memora.id--Foto: Instagram @memora.id

PAGARALAMPOS.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan penampakan awan langka di langit di atas Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Awan itu muncul pada Minggu (7/5) sore hingga malam hari.

"Fenomena awan langka terjadi sekitar pukul 15.00 WIB hingga sore hari. Tapi pagi ini tidak ada yang tersisa," kata Direktur Darurat dan Logistik Zulheppy Natuna, Senin (5/8/2023), seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan awan yang berputar-putar itu terlihat jelas dari kawasan pemukiman di Ranai.

Sedemikian rupa sehingga banyak warga mengabadikan momen langka ini di ponsel mereka dan kemudian mempostingnya di berbagai platform media sosial.

BACA JUGA:Warganet Geram, Demi Konten Pria China Tega Blender Kucing

"Gambar dan video awan tersebut sudah viral di media sosial. Apalagi ini baru pertama kali terjadi di Natuna," kata Zulheppy.

Sementara itu, Forcester Ranai BMKG, Reza Pahlevi mengatakan, fenomena yang muncul di langit di kawasan itu cukup langka.

“Awan ini merupakan awan lenticularis, atau biasa disebut awan gabus,” ujarnya. 

Menurutnya, awan ini biasanya terbentuk oleh gelombang gunung yang dipicu oleh aliran angin cukup kencang yang berembus dari suatu sisi gunung.

BACA JUGA:Utus Tim ke Myanmar dan Thailand Dalami Kasus Dugaan TPPO

Kemudian angin bergerak horizontal tersebut melewati dinding pegunungan, hingga menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung terjadi di sisi gunung lainnya.

"Awan Lenticularis menunjukkan turbulensi vertikal atau angin yang kuat. Jadi berbahaya untuk penerbangan rendah di sekitar awan," ungkapnya.

Dia menyampaikan awan Lenticularis mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar dengan permukaan bumi menemui hambatan dari objek tertentu, seperti pegunungan. Akibat hambatan tersebut, arus udara naik tegak lurus ke puncak awan.

Dia menjelaskan saat udara naik banyak mengandung uap air dan stabil. Saat suhu titik embun tercapai di puncak gunung, uap air mulai mengembun menjadi awan yang mengikuti kontur puncak gunung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: