Bersejarah! Ternyata Wisata di Palembang Ini Miliki Nilai Historis Sejak Zaman Kerajaan

Bersejarah! Ternyata Wisata di Palembang Ini Miliki Nilai Historis Sejak Zaman Kerajaan

Bersejarah! Ternyata Wisata di Palembang Ini Miliki Nilai Historis Sejak Zaman Kerajaan-Ari-

Pada awalnya jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno, hal ini sebagai penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Karena Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangakan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.

BACA JUGA:Menyibak Sejarah Sunan Drajat dan Kekayaan Budaya Lamongan

4. Pulau Kemaro


Pulau Kemaro--

Pulau Kemarau, atau dikenal dengan sebutan Pulau Kemaro, merupakan salah satu destinasi yang mengundang perhatian turis domestik maupun internasional. 

Pulau yang berdiri bangunan klenteng dan pagoda yang cukup tinggi, menjadikan Pulau Kemaro sebagai tempat peribadatan etnis Tionghoa terbesar, terutama saat perayaan Cap Go Meh di Palembang, Sumatera Selatan.

Akses menuju ke Pulau Kemaro, tidaklah sulit. Lokasinya tidak begitu jauh dengan Jembatan Ampera. Dari Jembatan Ampera menuju Pulau Kemaro dapat ditempuh dalam waktu satu jam menggunakan perahu. 

Kamu bisa menyewa perahu di dermaga yang berlokasi di bawah Jembatan Ampera.

BACA JUGA:Film Midway, Pertempuran Epik yang Mengubah Sejarah Perang Dunia II

Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan rumah-rumah terapung dan kehidupan masyarakat di Palembang yang berada di sekitar sungai. 

Sesampainya di Pulau Kemaro, pengunjung akan langsung disuguhkan dengan sebuah bangunan klenteng yang merupakan bangunan khas di Pulau Kemaro.

5. Masjid Kiai Marogan Palembang


Masjid Kiai Marogan Palembang--

Berdiri sejak tahun 1870, semasa penjajahan Belanda, membuat masjid ini menyimpan banyak sejarah zaman Jepang dan Belanda. Nama masjid ini diambil dari nama ulama besar di Kota Palembang, yaitu Masagus Abdul Hamid bin Mahmud. Atau dikenal dengan julukan Ki Merogan.

Uniknya, masjid ini berlokasi di tepian Sungai Musi, yang banyak dikelilingi oleh pemukiman masyarakat Kota Palembang, PT. Kereta Api Indonesia, dan PT. Batu Bara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: