Wow! Ternyata Begini Proses Terjadinya Fenomena El Nino, Lalu Bagaimana Dampaknya?
Wow! Ternyata Begini Proses Terjadinya Fenomena El Nino, Lalu Bagaimana Dampaknya?-Ilustrasi-Google.com
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrim, Samapta – BPBD Patroli Gabungan
Badan Meteorologi Klimatologidan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa curah hujan di Indonesia akan semakin berkurang dan berpotensi memunculkan kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.
Pada tiga tahun kebelakang Indonesia sendiri mengalami musim kemarau yang basah atau curah hujan berlebih akibat fenomena La Nina yang mencapai 70 persen atau hingga 100 persen.
Namun, indeks El-Nino Southern Oscillation (ENSO) pada 10 hari pertama Januari 2023 berada di angka 10, 08 yang mengindikasikan bahwa La Nina terus melemah dan diprediksi semakin menuju netral hingga Maret 2023.
Untuk enam bulan ke depan, BMKG memprediksi sifat hujan bulanan di tahun 2023 akan relatif menurun dibanding curah hujan di Indonesia selama 3 tahun terakhir.
BACA JUGA:Waspadai Peningkatan Cuaca Ekstrem
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, menambahkan El Nino lemah punya peluang 50 persen hadir pada Juni hingga Agustus.
Sebelumnya, rekor tahun terpanas dipegang oleh tahun 2016 di mana kala itu, pola iklim El Nino di Pasifik telah mendorong suhu global di atas tren pemanasan global.
Indonesia sendiri mengalami kenaikan suhu hingga 0,8 derajat Celcius di tahun 2016.
Lebih lanjut, Met Office Inggris memprediksi bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah dunia yang mana suhu rata-rata global akan mengalami kenaikan sekitar 1,2 derajat Celcius.
Jika prediksi ini jadi nyata, maka suhu wilayah di Indonesia pada tahun 2023 akan serupa dengan tahun 2016 yang berarti bahwa Indonesia bisa saja mengalami kekeringan yang ekstrem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: