Bahasa Besemah Beraksara Ulu, Sudah Ada Sejak Zaman Ratu Sinuhun

Bahasa Besemah Beraksara Ulu, Sudah Ada Sejak Zaman Ratu Sinuhun

Jalan Nasional Pagaralam-Tanjung Sakti menuju Lokasi Gereja tertua di Sumsel --

PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS - Kota Pagar Alam merupakan salahsatu daerah di Sumatera Selatan yang memiliki beragam Adat, Suku, Budaya yang menarik untuk di ketahui.

Aksara Besemah dan aksara ulu contonya, adalah sejarah yang panjang untuk kita ketahui besama.

Aksara Besemah dan aksara ulu disebut sebagai sesuatu yang sama.

Karenanya perbedaan nama keduanya tak perlu dipersoalkan.

BACA JUGA:6 Pusake Besemah, Dari Ratusan Benda Pusaka di Kota Pagaralam

“Aksara ulu dan aksara Besemah itu sebenarnya sama saja,”ucap RA Dewi Saputri, Ketua Yayasan Pesake Cabang Pagar Alam, dalam sebuah kesempatan. 

Memang diakuinya, aksara ulu lebih populer ketimbang aksara Besemah.

Apalagi dalam Kitab Simbur Cahye yang ditulis Ratu Sinuhun Palembang, aksara yang digunakan disebut dengan aksara atau surat ulu.

BACA JUGA:Bikin Merinding! Ini Makam di Puncak Gunung Salak, No 3 Penguasa Laut Selatan?

Toh, Wiwik-sapaan akrabnya- menyatakan, perbedaan nama tersebut tidak perlu diperdebat panjangkan.

Yang penting katanya, aksara Besemah maupun aksara ulu mesti dipahami dan dipelajari.

Adapun Mady Lani, seorang pemerhati Budaya Besemah menjelaskan dinamakan aksara ulu karena aksara ini berasal dari daerah uluan (hulu).

Namun pada prinsipnya katanya, aksara ulu itu sejatinya adalah aksara Besemah.

BACA JUGA:Mengejutkan! Ternyata Dialah Sosok Yang Dimakamkan di Kawah Gunung Sumbing

Sementara itu Ketua Yayasan Pesake Palembang, (alm) Ahmad Bastari Suan pernah mengatakan, selain aksara ulu, aksara Besemah juga memiliki nama lain yakni surat ghincung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: