Bahasa Besemah Beraksara Ulu, Sudah Ada Sejak Zaman Ratu Sinuhun

Bahasa Besemah Beraksara Ulu, Sudah Ada Sejak Zaman Ratu Sinuhun

Jalan Nasional Pagaralam-Tanjung Sakti menuju Lokasi Gereja tertua di Sumsel --

Ini karena katanya, aksara Besemah ditulis dengan gaya yang merencong.

Dr Sutiono Mahdi dan RA Dewi Saputri sementara itu, dalam buku Aksara Bese Besemah menjelaskan dinamakan aksara Besemah kerab disebut surat ghincung karena mungkin setiap huruf ada garis yang merencong alias miring ke kanan.

BACA JUGA:Lantak! Begini Cara Memilih Rambut Pendek yang Cocok Dengan Bentuk Wajah

Sutiono dan Dewi juga menjelaskan, dalam bukunya itu juga dihindari penggunaan istilah ulu.

Ini ditujukan supaya tidak dianggap orang remeh atau ‘kampungan’.

“Make make mudah kita ngicekkanye, dalam buku ini kah diguneka istilah surat ghincung baih atau cukup nga kate surat saje,” tulis Sutiono dan Dewi di bab pertama.

BACA JUGA:Bukan Hanya Wisata, Ternyata Pagar Alam Miliki Ratusan Situs Megalithikum

Nama Jalan

Aksara Besemah sendiri sudah diterapkan ke pelbagai aspek, salahsatunya dalam penulisan nama jalan.

Di Pagar Alam, nama-nama jalan ditulis dengan aksara Besemah.

Tengok saja misalnya papan nama Jalan Air Perikan yang membelah kawasan Air Perikan Kecamatan Pagaralam Selatan.

BACA JUGA:Terkuak! Kerajaan Majapahit Tak Mampu Taklukan Kerajaan Kecil

Juga papan nama Jalan Kapten Sanaf yang membelah kawasan Dempo Reokan Kecamatan Pagar Alam Utara.

Nama dua jalan tersebut ditulis menggunakan aksara Besemah.

Lalu di bawahnya juga ditulis nama jalan menggunakan aksara latin Bahasa Indonesia sehingga masyarakat umum bisa memahaminya.

Papan nama kantor Lembaga Adat Besemah di kawasan Koramil Lama juga ditulis dengan aksara Besemah dan latin sekaligus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: