Petani Kopi Dibikin Pusing, Ini Alasannya

Petani Kopi Dibikin Pusing, Ini Alasannya

Petani kopi menjerit-Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO-

BACA JUGA:Manfaat Minyak Kemiri Untuk Kecantikan Hingga Rambut

Namun, katanya, petani kopi masih dapat bernafas lega karena harga kopi stabil, kini bertengger di angka Rp22 ribu hingga Rp25 ribu per kg.

“Musim penghujan dipastikan hasil panen berkurang karena banyak kembang kopi gugur sehingga gagal menjadi buah kopi. Begitu juga kalau musim panas banyak kembang kopi rontok karena layu oleh terik matahari,” kata Mubarak (38), petani kopi lainnya warga Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU).

Lanjut pria yang membuka lahan kebun kopi di ataran Danau Ringkih Bukit Barisan ini, selain faktor cuaca tidak menentu.

Petani kopi juga mengalami kesulitan mendapatkan pupuk untuk perkebunan kopi.

BACA JUGA: Cek Disini! Peraturan Baru BPJS Kesehatan bagi Ibu Hamil

“Selain karena cuaca, kami (Petani) mengalami kesulitan mendapat pupuk NPK dan Urea sehingga berpengaruh pada hasil produksi buah kopi,” keluhnya.

Untuk itu, dirinya berharap Pemerintah melalui instansi terkait agar dapat mempermudah petani untuk membeli pupuk NPK atau Urea.

Dengan demikian para petani kopi dapat meningkatkan hasil produksi buah kopinya.

“Saya berharap Pemerintah dapat mendengar keluhan patani kopi khususnya di Semende Raya terkait sesulitan petani mendapatkan pupuk,” ujarnya.

BACA JUGA:Simak Kabupaten di Sumatra Selatan dengan tingkat Penduduk Cerai Hidup tertinggi

Sedangkan untuk harga kopi di tingkat patani saat ini mencapai Rp22 ribu hingga Rp25 ribu per kg.

Harga itu fluktuasi tergantung harga pasaran karena sebagian besar kopi Semende dijual ke Lampung dan Palembang.

“Harga kopi saat ini stabil tergantung kualitas, paling tinggi Rp25 ribu per kilogram. Saya berharap harga jual biji kopi ini akan terus bertahan dan semakin naik sehingga berdampak pada kesejahteraan petani kopi,” tutupnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: