Cephalgia, Istilah Medis untuk Kondisi Sakit atau Nyeri Kepala

Cephalgia, Istilah Medis untuk Kondisi Sakit atau Nyeri Kepala

Ilustrasi.google--

Cephalgia sekunder juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, sleep apnea, keracunan karbon monoksida, kekurangan oksigen (hipoksia), dan penggunaan narkoba atau alkohol.

BACA JUGA:6 Ciri-Ciri Kanker Payudara selain Benjolan dan Tahapannya pada Setiap Tingkat Stadium.

Cephalgia primer umumnya akut, terjadi tiba-tiba untuk waktu yang relatif singkat. Di antara beberapa jenis cephalgia akut, sakit kepala tegang dan migrain adalah yang paling umum.

Sakit kepala tegang ditandai dengan rasa sakit ringan atau sedang di sekitar seluruh kepala, mirip dengan sensasi pita elastis yang kencang di sekitar kepala.

Ini dapat diobati dengan istirahat, hidrasi, dan obat penghilang rasa sakit tanpa resep, seperti asetaminofen atau ibuprofen.

Sakit kepala migrain disebabkan oleh kepekaan terhadap gerakan, cahaya, atau pemicu lainnya. Selain rasa sakit, gejala migrain lainnya bisa berupa kelelahan, mual, pusing, gangguan penglihatan, dan lekas marah.

BACA JUGA:Ayo Aktifkan Kartu KIS yang Tidak Aktif Dari Pemeintah, Inilah Caranya

Beristirahat di tempat yang gelap dan tenang, pijat, aplikasi kompres panas atau dingin, dan obat pereda nyeri dapat membantu meringankan migrain.

Cara Mencegah Cephalgia.

Secara umum, perawatan pencegahan diindikasikan ketika:

Ada tiga atau lebih serangan migrain dalam sebulan,

1. Jika pengobatan simtomatik diambil dua hari atau lebih per minggu,

2. Jika serangannya parah tanpa respons yang memadai terhadap pengobatan atau dengan kontra-indikasi atau efek sekundernya,

3. Jika serangannya berkepanjangan atau dengan fokus neurologis yang parah

Untuk pencegahan yang efektif, harus berlangsung minimal antara 3 dan 6 bulan, dan dosis optimal harus dicapai sebelum menolaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: orami.co