Batu Penyabunan Peninggalan Puyang Tetap Terjaga

Batu Penyabunan Peninggalan Puyang Tetap Terjaga

BATU: Batu Penyabunan sebelah kiri peninggalan pusang yang dianggap sakral.-Foto: Ist-

PAGARALAM,PAGARALAMPOS.CO – Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Gumay Talang, Kabupaten Lahat, memiliki kearifan lokal yang berbeda dengan Desa lain di Kabupaten Lahat.

Desa yang kini tengah beralih dari Desa tertinggal ke Desa Mandiri ini, rupanya memiliki peninggalan nenek moyang yang terus dijaga dengan baik. Yaitu, “Batu Penyabunan”.

“Ada peninggalan berupa Batu Penyabunan, batu untuk orang menyuci sebesar dua meter, berbentuk seperti meja. Lokasinya di tebat pemandian Sungai Kikim, di Dusun 1,” terang, Bachtiar, Kades Tanjung Beringin, di bincangi media ini di Kantor Desa, Kamis 1 September 2022.

Batu Penyabunan yang dipercaya warga sebagai benda pusaka ini, cukup dianggap sakral oleh warga desa. Keberadaan batu tersebut dijaga oleh salah satu tokoh adat. Warga juga dilarang untuk bermain ataupun melakukan aktifitas di batu tersebut.

Selain Batu Penyabunan, ada juga batu lain letaknya tidak berjauhan, warga sekitar menyebutnya sebagai tempat orang berjemur setelah mandi di masa itu.

BACA JUGA:Terima Tim Monev BMN

“Kalau dari kejauhan masih terlihat. Untuk melihat secara langsung, harus izin tetua adat dahulu,” ujarnya.

BACA JUGA:Wako Serahkan Hadiah ke Pemenang Harmoni Dempo Berseru

Bachtiar menceritakan, letak Desa Tanjung Beringin sudah tiga kali alami perpindahan.

BACA JUGA:Putri Candrawathi Dicium Ferdy Sambo di Sofa, Arman: Isu Perselingkuhan Itu Tak Bisa Dibuktikan

Lokasi pertama berada di Dusun Mekam Kecamatan Gumay Ulu, karena ada kebakaran besar desa dipindahkan dan berubah nama menjadi Dusun Tanjungan Beringin, jaraknya tidak jauh dari lokasi saat ini.

BACA JUGA:Putri Candrawathi Dicium Ferdy Sambo di Sofa, Arman: Isu Perselingkuhan Itu Tak Bisa Dibuktikan

Karena jumlah masyarakat kian banyak, sekitar tahuna 1980an lalu, masyarakat sepakat pindah ke lokasi saat ini dan mengganti nama desa menjadi Desa Tanjung Beringin.

“Letak batu itu dahulunya di lokasi desa pertama, saat warga memutuskan pindah karena musibah kebakaran, batu itu juga pindah dengan sendirinya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: