Kompos DLH Diminati Warga

Kompos DLH Diminati Warga

KOMPOS: Petugas DLH Lahat tengah melakukan proses pembuatan kompos.-Foto: Heru/Pagaralam Pos-

LAHAT,PAGARALAMPOS.CO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat, terus menggalakkan fungsi TPS-3R yanga ada di Kantor DLH Lahat.

TPS 3R ini merupakan sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos. Terbukti, kompos yang dihasilkan kini sudah bisa memberikan nilai ekonomis, karena semakin banyak diminati masyarakat Lahat.

Kepala DLH Lahat, Agus Salman, melalui Kabid Peningkatan Kapasitas dan Limbah B3, Siti Zaleha menerangkan, kompos yang dihasilkan oleh TPS-3R DLH Lahat ini berasal dari limbah organik yang dikumpulkan oleh petugas kebersihan DLH Lahat.

Tujuannya sebagai motor penggerak, agar bisa diikuti oleh masyarakat lain.

BACA JUGA:Anjal Meresahkan Diberi Pembinaan

“Untuk sekarang penjualan masih di masyarakat. Tapi kita berencana akan menggandeng pihak perusahaan, agar ini semakin besar. Kita juga berharap ini bisa diiukuti masyarakat, daripada sampah organik dibakar atau dibuang, lebih baik dijadikan kompos yang bernilai ekonomis,” terangnya.

Herlan Susilo selaku koordinator rumah kompos DLH Lahat, melalui R M Muhlis selaku petugas pengolahan kompos mengatakan, kompos yang dihasilkan dari rumah kompos DLH Lahat mutunya sangat terjamin.

BACA JUGA:Secara Vidcon, Sekda Ikuti High Level Meeting dan Forum Koordinasi RANHAM

Karena itu saat ini sudah banyak warga yang sengaja ke kantor untuk membeli kompos.

Untuk sepanjang tahun ini saja, sudah lebih 1 ton kompos yang laku terjual. “Harganya juga sangat terjangkau, bagi yang datang ke kantor Rp 12 ribu per karung seberat 10 koligram, Rp 15 ribu jika diantar ke rumah dalam wilayah Kota Lahat,” kata Muhlis.

Untuk prosesnya, dimulai dari pemilhan sampah organik, kemudian dikumpulkan untuk dicacah menggunakan mesin. Setelah halus, sampah oranik itu dikumpulkan dalam bak penampungan, diberi campuran cairan bakteri EM-4 dan ditampung selama tiga bulan.

Selama masa penampungan ini, tumpukan sampah organik yang telah dicaca itu setiap hari dibolak balik agar pemisahan bakteri berjalan baik.

“Baru setelah itu kita ayak, dan sudah siap kemas.

Untuk pemasaran saat ini baru melalui media sosial. Terkadang ada permintaan dari kelompok tani, karena setelah mereka uji coba, hasil pertanian mereka cukup baik saat menggunakan kompos dari kita,” sampai Muhlis. (her18)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: