Ini Lokasi Rawan Banjir di Pagar Alam, Begini Antisipasi Pemkot
Foto : Rakor lintas sektoral cegah banjir di Pagar Alam.--pagarlampos.com
PAGARALAMPOS.COM – Kota Pagar Alam yang notabanenya merupakan daerah dataran tinggi ternyata kawasan pemukimannya kerap terendam banjir. Bahkan, lokasi tersebut justru terjadi di kawasan perkotaan.
Sejumlah titik lokasi yang rawan banjir dilakukan upaya penanganan dengan cara dilakukan pemetaan oleh Pemerintah Kota bersama OPD terkait. yang tentunya dilakukan secara bersinergi.
Beberapa titik rawan banjir yang akan menjadi fokus di antaranya adalah kawasan sekitar SMA Negeri 1 Pagar Alam, Simpang Empat Nendagung (depan SD Negeri 3), serta wilayah belakang Kantor PU.
Dalam upaya mencegah terjadinya bencana banjir, Pemerintah Kota Pagar Alam melakukan pembentukan Tim Antisipasi Banjir Wilayah Perkotaan. Tidak hanya itu, melakukan Tebas Bayang, dan OPD Penanggung Jawab Kebersihan Jalan Strategis.
BACA JUGA:Wako Ungkap Malu Gegara Banjir Terjadi di Pagar Alam, Dataran Tinggi kok Bisa Terendam
BACA JUGA:Pemukimaan Terendam Banjir, Warga Minta Solusi ke Pemkot
BACA JUGA:Curah Hujan Tinggi Berpotensi Banjir dan Longsor, Masyarakat Dihimbau Waspada
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Pagar Alam, Dahnial Nasution menyampaikan, pembentukan tim ini merespon arahan dari Wali Kota Pagaralam, Ludi Oliansyah sebelumnya disampaikan dalam apel gabungan peringatan Hari Konsumen Nasional dan Hari Bumi Sedunia, Kamis (17/04).
“Tim ini akan menjadi penanggungjawab atas titik-titik rawan banjir dan wilayah tebas bayang yang telah ditunjuk. Nantinya akan dibuat SK Wali Kota untuk mempertegas tanggungjawab tersebut,” ujar Dahnial saat memimpin rapat di Ruang Besemah III, Senin (21/4).
Sementara untuk kegiatan tebas bayang, pemetaan diarahkan ke wilayah yang jarang terjamah seperti Jalan Bandara Atung Bungsu, Jalan SMP 2 – Simpang Pengandonan, dan Jalan Curup Mangkok – Kebun Teh.
Program ini akan melibatkan lintas sektor, mulai dari OPD, kecamatan, kelurahan hingga RT/RW. Diharapkan gotong royong yang dibangun mampu menjadi budaya kolektif dalam menjaga lingkungan sekaligus upaya nyata mencegah banjir di musim penghujan mendatang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
