Pemkot PGA

Mengendarai Motor Tanpa SIM dan Helm, Apakah Ini Cara Suku Dayak Losarang Menjaga Adat?

Mengendarai Motor Tanpa SIM dan Helm, Apakah Ini Cara Suku Dayak Losarang Menjaga Adat?

Mengendarai Motor Tanpa SIM dan Helm, Apakah Ini Cara Suku Dayak Losarang Menjaga Adat?--

BACA JUGA:Mengenal Suku Seram yang Terkenal dengan Filosofis Pakaian Adatnya

Motor ini menjadi penghubung yang mempererat hubungan antarmasyarakat, memungkinkan mereka untuk datang bersama-sama, berbagi pengalaman, dan menjaga kekompakan komunitas.

Selain itu, motor juga digunakan dalam perjalanan untuk mengantar hasil bumi atau kerajinan tangan mereka ke pasar.

Sebagian besar anggota suku ini bekerja sebagai petani atau pengrajin, sehingga motor menjadi alat yang penting untuk menjalankan roda perekonomian mereka.

Tanpa kendaraan yang memadai, akan sangat sulit bagi mereka untuk mencapai pasar yang seringkali terletak jauh dari desa.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Bolaang: Warisan Salah Satu dari Lima Suku Sulawesi Utara

Namun, meski tanpa kelengkapan seperti SIM dan helm, masyarakat Suku Dayak Losarang sebenarnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap keselamatan mereka.

Mereka lebih mengutamakan kekompakan dan tujuan bersama, dan meskipun aturan pemerintah ada, mereka terkadang merasa aturan tersebut tidak relevan dengan kehidupan mereka yang sangat bergantung pada tradisi dan cara hidup yang sudah berlangsung lama.

Bagi mereka, yang lebih penting adalah mencapai tujuan mereka, menjaga nilai-nilai adat, dan melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang.

Tentunya, pemerintah dan pihak terkait bisa melakukan pendekatan yang lebih memahami kondisi masyarakat adat seperti Suku Dayak Losarang.

BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Bolaang: Jejak Peradaban dari Salah Satu Suku Tertua di Sulawesi Utara

Dalam beberapa kasus, pendidikan keselamatan berlalu lintas bisa diberikan dengan cara yang lebih ramah adat, tanpa harus mengabaikan aspek keselamatan di jalan.

Kehidupan Suku Dayak Losarang dengan motor yang mereka gunakan tanpa SIM dan helm adalah cerminan dari keberagaman budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia yang masih sangat kental dengan tradisi.

Mereka menunjukkan bahwa meskipun terkadang aturan modern sulit untuk diterapkan secara penuh, tujuan yang mereka kejar tetap sama, yaitu menjaga kebersamaan dan kelestarian adat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait