PAGARALAMPOS.COM - Bung Hatta, tokoh proklamator sekaligus Wakil Presiden pertama Indonesia, dikenal sebagai pribadi yang memegang teguh kesederhanaan.
Prinsip itu bukan hanya tercermin dari pandangannya, tetapi nyata terlihat dalam gaya hidupnya sehari-hari, bahkan ketika ia sudah dipercaya mengemban jabatan tinggi negara.
Salah satu benda yang paling kuat menggambarkan karakter tersebut adalah sepeda onthel tuanya. Bagi Bung Hatta, sepeda bukan sekadar alat untuk bepergian, tetapi bagian dari perjalanan hidup seorang pemimpin yang menjunjung moralitas dan ketulusan.
Awal Ketertarikan Bung Hatta pada Sepeda Onthel
Minat Bung Hatta terhadap sepeda bermula saat ia menempuh pendidikan di Belanda. Ketika kuliah di Handels Hoogeschool, Rotterdam, ia hampir selalu berangkat ke kampus dengan mengayuh sepeda.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Makam Sultan Baabullah, Penguasa Ternate yang Disegani!
Pada masa itu, sepeda menjadi pilihan transportasi favorit mahasiswa karena ekonomis dan praktis.
Kebiasaan tersebut bertahan hingga ia pulang ke Indonesia. Bahkan setelah republik berdiri dan dirinya menduduki posisi penting di pemerintahan, Bung Hatta tetap memilih sepeda onthel untuk perjalanan pendek di sekitar tempat tinggalnya di Jakarta.
Bagi beliau, kendaraan hanyalah alat untuk mencapai tujuan—bukan penanda status atau kemewahan.
Kesederhanaan Sebagai Prinsip Hidup
Sepeda onthel milik Bung Hatta melambangkan cara pandangnya yang sangat menjunjung kesederhanaan, kemandirian, dan efisiensi. Ia selalu berpendapat bahwa teladan seorang pemimpin bukan ditunjukkan melalui perkataan, tetapi dari perilakunya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Museum Batik Danar Hadi: Menyelami Kekayaan Batik Nusantara dari Solo
Di saat banyak pejabat mulai terbiasa dengan fasilitas mewah, Bung Hatta justru menghindari hal tersebut. Walaupun berhak menggunakan mobil dinas, ia lebih senang menggunakan sepedanya sendiri. Sikap ini menunjukkan keinginannya untuk hidup selaras dan dekat dengan rakyat.
Lambang Integritas Seorang Negarawan
Cerita tentang Bung Hatta dan sepeda onthelnya telah menjadi simbol integritas dan kerendahan hati. Kebiasaannya mengayuh sepeda saat pergi bekerja atau berkeliling lingkungan menunjukkan bahwa ia tidak pernah mencari kemewahan.