Lebih dari itu, setelah mengakhiri masa jabatannya, Bung Hatta bahkan tidak memiliki rumah pribadi. Fakta ini memperkuat pandangan bahwa beliau mengabdi sepenuhnya untuk negara, bukan untuk kepentingan pribadi.
Sepeda tuanya yang tersisa menjadi saksi nilai-nilai luhur yang ia tinggalkan.
Tersimpan sebagai Warisan di Museum
Kini, sepeda onthel Bung Hatta disimpan di Museum Bung Hatta di Bukittinggi, kota kelahirannya. Museum tersebut juga memamerkan berbagai barang pribadi lain seperti buku-buku koleksi, mesin ketik, dan meja kerja yang pernah ia gunakan.
Bentuknya memang sederhana, khas sepeda Belanda yang kokoh, tetapi nilai sejarah yang dikandungnya sangat besar. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk melihat sepeda itu, tetapi juga untuk mengenang sikap hidup sederhana yang menjadi teladan dari sang proklamator.
Pelajaran untuk Generasi Masa Kini
Kisah sepeda onthel Bung Hatta menyimpan pesan kuat bagi generasi muda. Di tengah gaya hidup modern yang sering menonjolkan penampilan dan kemewahan, teladan Bung Hatta menunjukkan bahwa kehormatan sejati datang dari kejujuran, kedisiplinan, dan keteguhan prinsip.
BACA JUGA:Gunung Dempo Waspada: Laporan Aktivitas Vulkanik Terbaru dan Sejarah Letusan Dahsyat Indonesia
Ia mengingatkan bahwa seorang pemimpin tidak diukur dari fasilitas yang dipakai, melainkan dari tanggung jawab dan nilai moral yang ia pegang.
Sepeda onthel itu menjadi simbol bahwa benda sederhana pun dapat memiliki makna besar jika digunakan oleh sosok yang menjunjung nilai-nilai mulia.