PAGARALAMPOS.COM - Makam Sultan Agung di Imogiri menjadi salah satu situs sejarah paling penting di Tanah Jawa.
Terletak di perbukitan Imogiri, Bantul, kompleks pemakaman ini bukan hanya tempat peristirahatan raja-raja Mataram, tetapi juga simbol kejayaan, spiritualitas, dan tradisi panjang yang diwariskan dari masa ke masa.
Keberadaannya mengingatkan generasi sekarang tentang kuatnya identitas budaya yang pernah tertanam dalam kehidupan masyarakat Mataram Islam.
Kompleks pemakaman ini dibangun pada abad ke-17 atas perintah Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah antara 1613 hingga 1645.
Sultan Agung dikenal sebagai pemimpin besar dengan visi luas, yang berhasil menyatukan banyak wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Mataram.
BACA JUGA:Asal-Usul Gunung Bromo dan Suku Tengger: Kisah Roro Anteng–Joko Seger hingga Upacara Yadnya Kasada
Selain dikenal sebagai raja berwibawa, beliau juga dianggap tokoh spiritual yang dihormati.
Karena itu, lokasi makamnya dipilih dengan penuh pertimbangan, berada di tempat yang dianggap sakral dan strategis secara kosmologis.
Imogiri sendiri dipilih berdasarkan filosofi Jawa yang memandang hubungan antara alam, manusia, dan Sang Pencipta.
Letaknya di puncak bukit melambangkan kedekatan dengan yang Ilahi, sementara tangga panjang menuju kompleks menggambarkan perjalanan spiritual manusia menuju akhir kehidupan.
Pengunjung yang datang harus menaiki ratusan anak tangga, sebuah proses yang sekaligus mengajarkan kerendahan hati dan rasa hormat terhadap leluhur.
BACA JUGA:Mengungkap Asal-Usul Angkul-Angkul: Simbol Sakral Warisan Arsitektur Bali dari Masa ke Masa
Arsitektur makamnya mencerminkan perpaduan gaya Islam dan tradisi Jawa kuno. Kompleks pemakaman dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing memiliki gerbang berlapis yang disebut gapura.
Setiap lapisan gerbang menjadi simbol tingkatan spiritual dan kekuasaan.
Penggunaan batu-batu besar, kayu jati tua, serta ornamen sederhana namun kokoh menunjukkan kekuatan karakter Mataram yang menjunjung kesederhanaan sekaligus wibawa.