Tari Hadrat memiliki dua fungsi utama.
Pertama, sebagai media dakwah; syair yang dilantunkan menyampaikan pesan moral, ajakan berbuat kebaikan, serta pujian kepada Tuhan dan Rasul.
Kedua, sebagai sarana mempererat hubungan sosial karena dimainkan secara berkelompok dan penuh kekompakan.
Selain itu, aspek estetis tarian ini juga kuat. Ritme rebana, lantunan syair religius, serta gerakan penari yang seragam menciptakan suasana khidmat namun tetap menghibur.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!
Perubahan dan Pelestarian di Era Modern
Seiring perkembangan zaman, Tari Hadrat mengalami penyesuaian. Beberapa kelompok menambahkan variasi gerakan, penggunaan kostum yang lebih berwarna, hingga memasukkan instrumen musik tambahan agar lebih menarik bagi penonton masa kini.
Meski begitu, nilai dasar tarian sebagai bentuk zikir dan penghormatan tetap dijaga. Pemerintah daerah dan komunitas seni turut berperan dalam pelestariannya melalui festival hadrah, lomba rebana, hingga pelatihan untuk generasi muda.
Berbagai upaya tersebut dilakukan agar Tari Hadrat tetap lestari sebagai warisan seni dan budaya Islam Nusantara.