PAGARALAMPOS.COM - Di tengah hamparan alam Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah, tersimpan peninggalan peradaban kuno yang hingga kini masih penuh teka-teki.
Situs Megalitikum Bada dan Besoa merupakan dua lokasi penting yang menyimpan arca-arca batu berukuran besar dari masa prasejarah.
Keberadaan patung-patung batu ini menjadi bukti bahwa masyarakat masa lampau sudah memiliki budaya, kepercayaan, serta teknologi yang cukup maju jauh sebelum sejarah tertulis dikenal.
Letak dan Gambaran Umum Situs
Kedua situs megalitikum ini berada dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu, tepatnya di Kabupaten Poso dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Bada dan Besoa termasuk dalam tiga lembah besar tempat ditemukannya megalit, bersama Lembah Napu.
BACA JUGA:Sejarah Jembatan Cirahong: Ikon Peninggalan Kolonial di Perbatasan Tasikmalaya dan Ciamis!
Namun, Bada dan Besoa paling menonjol karena jumlah peninggalannya yang lebih banyak dan bentuknya yang lebih beragam.
Di Lembah Bada terdapat lebih dari 200 megalit. Beberapa menyerupai figur manusia yang dikenal sebagai arca.
Sementara itu, Lembah Besoa juga memiliki puluhan peninggalan sejenis, namun banyak di antaranya yang belum diteliti secara mendalam.
Asal Usul dan Makna Megalit
Asal-usul para pembuat megalit di Bada dan Besoa masih menjadi misteri. Para ahli memperkirakan patung-patung batu tersebut dibuat antara 1.000 hingga 5.000 tahun lalu. Tidak ada catatan tertulis yang menjelaskan siapa pembuatnya maupun tujuan pasti pembuatannya.
Beberapa teori menyebutkan bahwa megalit tersebut berhubungan dengan ritual pemujaan leluhur. Hal ini terlihat dari bentuk arca yang menyerupai manusia, seolah menggambarkan tokoh-tokoh penting dalam masyarakat kala itu.
Ada juga dugaan bahwa arca-arca tersebut berfungsi sebagai simbol kekuasaan atau penanda wilayah suatu komunitas.