PAGARALAMPOS.COM - Gunung Prau merupakan salah satu destinasi favorit para pendaki di Jawa Tengah.
Berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, gunung ini terkenal dengan pemandangan “golden sunrise” yang dianggap sebagai salah satu yang terindah di Asia Tenggara.
Namun di balik pesona alamnya, Gunung Prau menyimpan sejarah panjang, cerita rakyat, dan jejak masa lampau yang menjadikannya salah satu gunung paling menarik untuk ditelusuri.
Secara geografis, Gunung Prau terletak di tiga kabupaten—Wonosobo, Banjarnegara, dan Kendal—dengan ketinggian sekitar 2.565 meter di atas permukaan laut.
Bentuk puncaknya yang memanjang seperti perahu terbalik membuat gunung ini dinamai “Prau” atau “Perahu”. Bentuk unik inilah yang menjadi ciri khas sekaligus daya tarik utama kawasan puncaknya.
BACA JUGA:Rumah Adat Banua Maoge: Kekayaan Tradisi dan Nilai Filosofis Suku Mandar
Jejak Sejarah dan Pembentukan Alam
Gunung Prau merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Dieng yang terbentuk dari proses vulkanik purba. Meskipun sekarang tidak aktif, kawasan ini dulu merupakan daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi.
Bukti-buktinya masih terlihat dari keberadaan kawah-kawah tua, dataran yang tidak stabil, dan struktur tanah vulkanik yang khas.
Para ahli geologi menyebut bahwa Gunung Prau terbentuk dari letusan besar ribuan tahun lalu, yang kemudian mereda dan berubah menjadi hamparan perbukitan panjang seperti yang dikenal sekarang.
Selain itu, Gunung Prau juga berada di kawasan yang sejak dulu dihuni oleh masyarakat Jawa Kuna.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Rumah Musalaki: Simbol Kebudayaan Suku Manggarai!
Temuan arkeologi berupa candi-candi kecil di sekitar Dieng, seperti Candi Arjuna dan Candi Gatotkaca, menunjukkan bahwa daerah ini pernah menjadi pusat kegiatan spiritual pada abad ke-7 hingga ke-9.
Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa puncak Prau digunakan sebagai lokasi ibadah, ketinggiannya yang menghadap kawasan Dieng membuatnya sering dihubungkan dengan kegiatan spiritual dan meditasi para pertapa.
Legenda dan Kisah Mistis