3. Ditemukan oleh Pejabat Belanda
Menariknya, keberadaan Candi Singosari kembali dikenal dunia berkat seorang pejabat Belanda bernama Nicholaus Engelhard.
Pada tahun 1803, Engelhard yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Pantai Timur Laut Jawa menemukan reruntuhan bangunan besar yang kemudian diidentifikasi sebagai Candi Singosari.
Penemuan ini membuka kembali lembaran sejarah penting mengenai kejayaan kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Timur.
4. Dikenal dengan Banyak Nama
Selain dikenal sebagai Candi Singosari, masyarakat setempat juga menyebutnya dengan berbagai nama lain.
BACA JUGA: Kegunaan Cacing Tanah dan Manfaatnya untuk Kesehatan serta Lingkungan!
Saat pertama ditemukan dalam kondisi rusak parah, candi ini dijuluki Candi Cungkup. Ada pula yang menamainya Candi Menara karena bentuknya yang menjulang tinggi menyerupai menara.
Nama lain yang melekat adalah Candi Renggo, yang digunakan untuk menghormati Raja Kertanegara. Kata “renggo” sendiri memiliki makna pribadi yang bijak dan berbudi luhur.
5. Memiliki Arca Penjaga Raksasa
Salah satu daya tarik utama Candi Singosari adalah keberadaan arca penjaga besar yang disebut Dwarapala. Arca ini berdiri gagah di sisi luar area candi dengan tinggi mencapai sekitar empat meter, menjadikannya salah satu patung penjaga terbesar di dunia.
Wujud Dwarapala digambarkan sebagai sosok raksasa bertaring dengan ekspresi garang dan memegang gada besar. Dalam kepercayaan Hindu, arca ini berfungsi sebagai pelindung gerbang candi maupun istana dari roh jahat.
BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Bunga Kitolod bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Bikin Tak Terduga!
Candi Singosari bukan sekadar peninggalan batu dari masa silam, melainkan jejak kejayaan budaya dan spiritual Nusantara. Melalui candi ini, kita dapat menelusuri kembali kisah sejarah yang kaya akan nilai, makna, dan kebesaran bangsa Indonesia di masa lalu.