Pemerintah kolonial menjadikan Pulau Enggano sebagai pos pengawasan laut dan memperkenalkan sistem administrasi baru.
Namun, masyarakat Enggano sempat menolak kehadiran orang asing karena takut kehilangan identitas dan wilayah mereka.
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mulai membangun infrastruktur di Pulau Enggano, seperti sekolah, pelabuhan, dan fasilitas kesehatan.
BACA JUGA:Patung Lembuswana: Ikon Budaya Kutai dan Jejak Legenda Kerajaan Tertua di Nusantara!
Meski demikian, isolasi geografis membuat perkembangan sosial dan ekonomi di wilayah ini berjalan lambat.
Banyak generasi muda Enggano kini menempuh pendidikan ke luar pulau, namun sebagian tetap berkomitmen untuk melestarikan budaya leluhur mereka.
Pelestarian dan Harapan ke Depan
Suku Enggano kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan identitas dan budaya mereka.
BACA JUGA:Patung Lembuswana: Ikon Budaya Kutai dan Jejak Legenda Kerajaan Tertua di Nusantara!
Modernisasi, pernikahan campuran, serta arus globalisasi membuat banyak tradisi mulai ditinggalkan.
Oleh sebab itu, berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga budaya, mulai melakukan upaya pelestarian melalui dokumentasi bahasa, pengajaran adat di sekolah, dan pengembangan pariwisata berbasis budaya.
Keunikan Suku Enggano adalah cerminan kekayaan etnis dan budaya Indonesia. Dengan melestarikan tradisi mereka, berarti kita juga menjaga warisan kebudayaan Nusantara yang tak ternilai.