Di dalam museum ini tersimpan berbagai benda pusaka berharga seperti mahkota emas, tombak, pedang tradisional, pakaian kebesaran raja, naskah lontara, hingga perhiasan kerajaan.
Salah satu koleksi paling terkenal adalah Salokoa, mahkota raja yang terbuat dari emas murni dan dihiasi permata.
Selain itu, terdapat pula Tameng Bate Salapang, simbol kekuatan adat dari sembilan dewan adat Kerajaan Gowa. Koleksi ini menjadi bukti kejayaan dan kekayaan budaya masa lampau.
Selain menyimpan benda-benda bersejarah, Museum Balla Lompoa juga sering menjadi lokasi pelaksanaan upacara adat.
BACA JUGA:Membaca Batu, Menembus Waktu: Teknologi Modern Ungkap Misteri Candi Borobudur
Salah satu upacara yang masih rutin digelar adalah Acara Accerak, yaitu prosesi pencucian benda pusaka yang dilakukan setiap tahun. Tradisi ini menjadi simbol penyucian diri dan penghormatan terhadap leluhur.
Seiring berkembangnya zaman, museum ini terus mengalami perawatan dan renovasi agar tetap kokoh dan menarik untuk dikunjungi.
Pemerintah Kabupaten Gowa juga membangun replika istana di area museum untuk keperluan pariwisata dan pelestarian budaya.
Replika tersebut memiliki bentuk yang serupa, namun lebih luas dan digunakan untuk pertunjukan budaya, penyambutan tamu, serta kegiatan adat lainnya.
BACA JUGA:Srikandi Nusantara: Peran Perempuan yang Terlupakan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Kini Museum Balla Lompoa menjadi destinasi wisata sejarah favorit di Sulawesi Selatan. Pengunjung tidak hanya dapat melihat koleksi pusaka, tetapi juga merasakan suasana istana kerajaan yang kental dengan nilai budaya.
Keberadaan museum ini menjadi pengingat pentingnya menjaga warisan leluhur serta memperkenalkan kebesaran Kerajaan Gowa kepada dunia.