PAGARALAMPOS.COM - Tari Zapin merupakan salah satu tarian tradisional yang paling dikenal di wilayah Melayu, terutama di Indonesia dan Malaysia.
Tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari kesenian rakyat, tetapi juga mencerminkan proses panjang akulturasi budaya antara dunia Arab dan Nusantara.
Dengan gerakan yang lembut, ritmis, dan penuh makna, Tari Zapin menjadi simbol keharmonisan budaya yang tumbuh dari pertemuan dua peradaban besar.
Asal Usul Tari Zapin
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Nekara Perunggu: Warisan Megah dari Zaman Perundagian!
Sejarah Tari Zapin berakar dari pengaruh budaya Arab, khususnya dari para pedagang dan ulama yang datang ke wilayah pesisir Sumatra dan Semenanjung Melayu sekitar abad ke-13 hingga ke-16.
Kata Zapin sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab, yaitu “Zafn” yang berarti “gerakan kaki cepat mengikuti irama musik”.
Pada awal kemunculannya, tarian ini dibawa oleh para ulama Yaman dari daerah Hadramaut, yang menggunakan Zapin sebagai media dakwah untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat setempat.
Awalnya, Tari Zapin hanya diperagakan oleh kaum laki-laki, terutama dalam acara-acara keagamaan dan perayaan tertentu.
Gerakan dan iramanya menggambarkan semangat religius sekaligus rasa kebersamaan antar umat.
Namun seiring berjalannya waktu, tari ini mengalami perkembangan besar dan mulai diterima luas oleh masyarakat Melayu, hingga akhirnya diadaptasi menjadi bagian dari kebudayaan lokal dengan sentuhan khas Nusantara.
Perkembangan Tari Zapin di Indonesia
Di Indonesia, Tari Zapin berkembang pesat di wilayah pesisir Sumatra, terutama di Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat.