PAGARALAMPOS.COM - Indonesia dikenal sebagai negeri yang berdiri di atas “cincin api”, wilayah yang dikelilingi oleh deretan gunung berapi aktif.
Dari sekian banyak gunung tersebut, Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi salah satu yang paling melegenda.
Kawah Galunggung tidak hanya menjadi daya tarik wisata dengan panorama alamnya, tetapi juga menyimpan sejarah panjang letusan yang pernah mengguncang kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Awal Mula dan Latar Geologi
BACA JUGA:Sejarah Bukit Soeharto: Hutan Lindung dan Jejak Perjalanan Waktu di Kalimantan Timur!
Gunung Galunggung adalah gunung api tipe stratovolcano dengan ketinggian sekitar 2.168 meter di atas permukaan laut. Kawahnya yang luas terbentuk akibat proses erupsi besar pada masa lampau.
Secara geologi, kawasan ini merupakan bagian dari busur vulkanik Sunda yang terbentuk akibat subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia.
Proses inilah yang melahirkan deretan gunung api, termasuk Galunggung, yang aktif hingga sekarang.
Letusan Pertama yang Tercatat
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Bukit Moko: Pesona Alam dan Jejak Waktu di Puncak Bandung!
Letusan Galunggung pertama kali tercatat pada tahun 1822. Saat itu, gunung meletus dengan dahsyat dan menghasilkan aliran lahar serta abu vulkanik yang sangat banyak.
Ribuan orang meninggal dunia, sementara sawah dan ladang masyarakat hancur tertimbun material letusan. Dari catatan sejarah kolonial Belanda, disebutkan bahwa hujan abu bahkan sampai ke wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Letusan 1822 ini meninggalkan kawah besar yang kemudian dikenal sebagai Kawah Galunggung.
Bentuk kawah yang kita lihat saat ini merupakan hasil dari proses alamiah tersebut, meski beberapa kali mengalami perubahan akibat erupsi susulan.
BACA JUGA:Sejarah Bukit Shafa dan Marwah: Jejak Suci dalam Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah!