Sejarah Gedung Balai Pustaka: Pusat Lahirnya Sastra dan Literasi Modern Indonesia!

Jumat 03-10-2025,11:14 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Para sastrawan yang karyanya diterbitkan oleh Balai Pustaka kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah kebudayaan Indonesia.

Peran Pasca-Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Balai Pustaka diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan terus menjalankan fungsinya sebagai lembaga penerbitan.

BACA JUGA:Melebur dalam Kearifan Lokal Lewat Wisata Budaya yang Bikin Mata Terbuka

Gedung Balai Pustaka tetap beroperasi sebagai pusat percetakan dan penyebaran buku.

Banyak karya sastra, buku pelajaran, hingga literatur kebudayaan diterbitkan di sini, menjadikannya salah satu penerbit tertua dan paling berpengaruh di Indonesia.

Hingga kini, gedung ini masih menyimpan arsip berharga, termasuk naskah lama dan koleksi terbitan klasik yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Kehadirannya menjadi bukti nyata bahwa literasi adalah bagian penting dari perjalanan bangsa.

BACA JUGA:Mengenal Rumah Adat Musalaki, Warisan Budaya Suku Ende-Lio yang Sarat Makna Kepemimpinan

Nilai Budaya dan Simbol Literasi

Gedung Balai Pustaka bukan hanya sekadar bangunan fisik, melainkan simbol dari lahirnya kesadaran literasi bangsa.

Dari tempat inilah generasi awal sastrawan Indonesia memperjuangkan identitas melalui tulisan. Kehadirannya mengingatkan kita bahwa buku dan pengetahuan adalah kekuatan besar yang mampu mengubah masyarakat.

Bagi generasi muda, mengenal sejarah gedung ini juga berarti memahami bahwa kebebasan berekspresi dan menulis bukanlah hal yang datang tiba-tiba, melainkan melalui perjuangan panjang.

Setiap karya yang lahir dari Balai Pustaka memiliki jejak sejarah yang perlu diapresiasi.

Kategori :