Gunung Kinabalu bukan sekadar keindahan alam, tetapi juga pusat spiritual bagi masyarakat lokal.
Suku Kadazan-Dusun, salah satu etnis terbesar di Sabah, percaya bahwa puncak gunung ini adalah tempat peristirahatan terakhir roh leluhur.
Oleh karena itu, setiap pendakian yang dilakukan masyarakat lokal dahulu disertai dengan upacara khusus dan persembahan, biasanya berupa ayam atau beras, untuk menghormati roh-roh penunggu.
Salah satu legenda terkenal adalah kisah naga penjaga harta. Konon, di puncak Gunung Kinabalu terdapat seekor naga raksasa yang menjaga permata besar.
BACA JUGA:Ayo Ikut Menyusuri Misteri Goa Kapur dengan Aliran Air Bawah Tanah!
Beberapa versi cerita mengatakan bahwa permata itu pernah dicuri, sehingga naga menjadi murka. Walaupun cerita ini bersifat mitos, ia tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat sekitar.
Sejarah Geologi Gunung Kinabalu
Secara ilmiah, Gunung Kinabalu adalah hasil proses geologi yang sangat panjang. Penelitian menunjukkan bahwa gunung ini terbentuk sekitar 10 juta tahun yang lalu akibat aktivitas tektonik di bawah Pulau Borneo.
Batu granit yang membentuk sebagian besar gunung ini muncul ke permukaan karena dorongan lempeng bumi. Hal ini menjadikan Kinabalu sebagai salah satu formasi granit terbesar di dunia.
BACA JUGA:Cerita di Balik Topeng Kayu yang Mistis
Hingga kini, gunung ini masih mengalami proses pengangkatan geologi, sehingga ketinggiannya terus berubah meski dalam skala yang sangat kecil.
Fakta ini membuat para ilmuwan menjadikan Kinabalu sebagai laboratorium alam untuk mempelajari dinamika bumi.
Ekspedisi dan Pendakian Awal
Pendakian modern Gunung Kinabalu pertama kali dilakukan pada tahun 1851 oleh Hugh Low, seorang naturalis asal Inggris.
BACA JUGA:Inilah 7 Manfaat Ikan Bawal Untuk Kesehatan Tubuh Yang Jaranag Diketahui!
Bersama pemandu lokal dari suku Dusun, ia berhasil mencapai puncak meski tidak sampai ke titik tertinggi yang sekarang dikenal sebagai Low’s Peak, dinamai sesuai dengan namanya.