PAGARALAMPOS.COM - Papua dikenal sebagai salah satu wilayah dengan sejarah panjang yang dipenuhi kisah budaya, tradisi, serta jejak penting dalam perkembangan agama Kristen di Indonesia.
Salah satu peninggalan bersejarah yang merekam perjalanan penyebaran Injil di tanah Papua adalah Batu Injil.
Monumen ini bukan sekadar batu besar yang terletak di tepi pantai, melainkan simbol dari masuknya kabar keselamatan melalui para misionaris ke bumi Cenderawasih.
Awal Mula Penyebaran Injil di Papua
BACA JUGA:Sejarah Tari Pendet: Dari Persembahan Sakral di Pura hingga Menjadi Ikon Budaya Bali!
Sejarah Batu Injil tidak bisa dilepaskan dari kisah kedatangan dua misionaris asal Jerman, Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler.
Mereka diutus oleh badan misi Protestan Jerman yang bernama Utrechtsche Zendingsvereniging (UZV).
Pada tanggal 5 Februari 1855, keduanya mendarat di sebuah pantai di Pulau Mansinam, Teluk Doreh, yang kini menjadi bagian dari wilayah Manokwari, Papua Barat.
Hari itu menjadi titik awal penting dalam sejarah penyebaran agama Kristen di tanah Papua.
Dengan penuh keyakinan, Ottow dan Geissler menanamkan ajaran Injil kepada masyarakat setempat meskipun menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan bahasa hingga perbedaan budaya.
Batu yang berada di lokasi pendaratan mereka kemudian dikenang sebagai Batu Injil, penanda fisik dari awal perjalanan panjang iman Kristen di Papua.
Batu Injil sebagai Simbol Perubahan
Batu Injil bukan hanya benda mati yang berdiri di pinggir laut. Bagi masyarakat Papua, ia menyimpan makna mendalam.
BACA JUGA:Sejarah Manila: Dari Maynilad, Masa Kolonial, Hingga Metropolitan Modern!