Salah satu bagian yang paling menarik adalah Sumur Gumuling, sebuah masjid bawah tanah berbentuk melingkar dengan ventilasi unik.
Masjid ini digunakan untuk beribadah secara tersembunyi sekaligus menjadi jalur penghubung darurat.
Keunikan lain terdapat pada sistem pengairannya. Pada zamannya, Taman Sari memiliki teknologi hidrolik sederhana untuk mengalirkan air ke kolam-kolam pemandian.
BACA JUGA:Yuk Telusuri Sejarah Pos Indonesia dari Kuda Surat sampai Era Digital
Hal ini menunjukkan kemajuan perencanaan tata kota dan teknologi masyarakat Jawa abad ke-18.
Taman Sari di Masa Kini
Kini, Taman Sari menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya paling populer di Yogyakarta.
Wisatawan dapat menyusuri kolam pemandian, menaiki menara, menjelajahi lorong bawah tanah, hingga mengunjungi Sumur Gumuling.
BACA JUGA:Khasiat dan Manfaat Ikan Gabus untuk Kesehatan Tubuh: Sumber Protein Albumin yang Kaya Nutrisi!
Selain itu, atmosfer kampung yang masih hidup di sekitar kompleks memberikan nuansa unik, seakan sejarah dan kehidupan modern berpadu menjadi satu.
Pemerintah dan masyarakat setempat terus melakukan upaya konservasi agar Taman Sari tetap terjaga.
Meskipun tidak semua bangunan dapat dipulihkan ke kondisi semula, bagian-bagian utama yang tersisa masih menyimpan aura kejayaan masa lalu.
Taman Sari bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga warisan budaya yang mengajarkan tentang nilai sejarah, spiritualitas, serta kecerdasan arsitektur nenek moyang.