PAGARALAMPOS.COM - Suku Navajo, yang disebut Diné dalam bahasa mereka (berarti “orang-orang”), merupakan salah satu suku asli Amerika yang terbesar dan paling berpengaruh di Amerika Serikat.
Wilayah tradisional mereka mencakup bagian Arizona, New Mexico, dan Utah, dengan sejarah yang kaya akan budaya, perjuangan, serta kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Asal Usul dan Migrasi
Menurut catatan a
Mereka termasuk dalam rumpun bahasa Athabaskan, yang tersebar luas di bagian utara benua Amerika.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Hampir Menghapus Sejarah Indonesia
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
Setibanya di Dataran Tinggi Colorado, suku Navajo mulai mengembangkan cara hidup baru. Awalnya berperan sebagai pemburu dan peramu, mereka kemudian mempelajari gaya hidup suku Pueblo yang lebih dahulu menetap di wilayah tersebut.
Dari interaksi ini, Navajo mulai bertani, membangun rumah tradisional bernama hogan, dan mengembangkan seni tenun serta tembikar.
Kontak dengan Bangsa Eropa
Kedatangan bangsa Spanyol pada abad ke-16 membawa pengaruh besar. Pengenalan kuda mengubah cara mereka berburu, berpindah tempat, dan bertempur.
Namun, kontak ini juga membawa konflik, kolonisasi, dan penyakit baru yang menurunkan jumlah penduduk. Pada abad ke-18 dan ke-19, suku Navajo sering terlibat konflik dengan Spanyol, Meksiko, dan kemudian Amerika Serikat terkait perebutan wilayah dan sumber daya.
Peristiwa “Long Walk”
Salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Navajo adalah “The Long Walk” pada tahun 1864. Ribuan warga Navajo dipaksa menempuh perjalanan lebih dari 400 mil dari tanah mereka di Arizona ke kamp penahanan Bosque Redondo di New Mexico, dalam kondisi berat tanpa cukup makanan atau perlindungan. Banyak yang meninggal, termasuk anak-anak dan orang tua. Setelah empat tahun, pemerintah akhirnya menyadari kegagalan program tersebut.
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua