PAGARALAMPOS.COM - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan keberagaman budaya yang sangat kaya, termasuk dalam hal arsitektur tradisional.
Setiap daerah memiliki rumah adat dengan bentuk dan filosofi yang unik. Salah satu di antaranya adalah Rumah Betang, rumah adat masyarakat Dayak di Kalimantan.
Rumah ini tidak sekadar menjadi tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan sistem sosial, kearifan lokal.
Serta pandangan hidup masyarakat Dayak yang diwariskan turun-temurun.
BACA JUGA:Aceh, Benteng Tak Terkalahkan: Mengungkap Kesulitan Belanda Menaklukkan Wilayah Ini
Asal-Usul Rumah Betang
Rumah Betang lahir dari kondisi geografis dan lingkungan Kalimantan yang dikelilingi hutan lebat, sungai besar, serta curah hujan yang tinggi.
Untuk menyesuaikan diri dengan alam, masyarakat Dayak membangun rumah panggung yang tinggi agar terlindung dari banjir.
Serangan binatang buas, maupun gangguan musuh pada masa lalu.
BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat
Secara etimologis, kata betang dalam bahasa Dayak berarti rumah besar.
Rumah ini memang dirancang dengan ukuran yang luas dan panjang, mampu menampung banyak keluarga sekaligus.
Sejak ratusan tahun lalu, kehidupan masyarakat Dayak sudah dikenal komunal atau hidup bersama dalam satu ikatan kekeluargaan.
Oleh karena itu, rumah Betang menjadi simbol kebersamaan yang tidak tergantikan.
BACA JUGA:Kehadiran Simon Tahamata Perkuat Sentuhan Belanda di Timnas Indonesia