Dua bagian tabuik digabungkan menjadi satu, lalu diarak ke jalan-jalan kota.
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua
BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu
Hoyak Tabuik (10 Muharam, siang hingga sore)
Tabuik digoyangkan dalam pesta rakyat yang diiringi tabuhan gandang tasa.
Tabuik Dibuang ke Laut (10 Muharam, petang)
Menjelang magrib, tabuik dibawa ke pantai dan dibuang ke laut sebagai penutup rangkaian prosesi. Ribuan warga menyaksikan momen ini dengan haru.
Tabuik Masa Kini
Saat ini, Upacara Tabuik bukan hanya menjadi tradisi keagamaan dan budaya, tetapi juga daya tarik wisata.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Hampir Menghapus Sejarah Indonesia
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
Pemerintah daerah mengemasnya menjadi Festival Tabuik, sehingga tradisi ini tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga memperkenalkan budaya Pariaman ke tingkat nasional maupun internasional.