Selain faktor waktu dan penjajahan perubahan politik juga berperan dalam mengaburkan sejarah Majapahit.
Ketika kekuasaan berganti seringkali kisah masa lalu ikut dikubur untuk membentuk narasi baru yang lebih sesuai dengan kepentingan penguasa saat itu.
Sejarah bukan sekadar dokumentasi masa lalu melainkan juga sarana untuk membangun masa depan.
Sayangnya alat itu kadang dipakai untuk menutupi kenyataan.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Kalimantan Timur Lewat Koleksi Bersejarah di Museum Mulawarman
Dalam sejumlah kasus sejarah Majapahit malah dikomersialkan dan direkonstruksi agar tampak lebih megah daripada yang sebenarnya.
Beberapa kisah disesuaikan dengan kebutuhan pariwisata atau kepentingan politik identitas.
Akan sulit bagi masyarakat untuk membedakan antara fakta dan fantasi.
Akhirnya sejarah menjadi hiburan bukan lagi pelajaran.
Penelitian sejarah yang terbatas juga membuat warisan Majapahit makin sulit digali.
Tidak semua arkeolog dan sejarawan mendapatkan akses atau dana untuk menggali situs-situs penting peninggalan kerajaan itu.
Bahkan beberapa situs sejarah terancam rusak oleh pembangunan modern.
Ironisnya suatu bangsa yang berbangga dengan sejarahnya sering kali mengabaikan pelestarian warisannya.
Namun harapan belum sepenuhnya hilang karena masih ada generasi muda yang mulai tertarik menggali kembali sejarah Majapahit dengan pendekatan yang lebih jujur dan ilmiah.