BACA JUGA:Sejarah Gunung Mega: Jejak Alam dan Nilai Sakral di Tanah Papua Barat!
Penurunan Fungsi dan Kerusakan
Memasuki abad ke-20, perkembangan teknologi militer serta perubahan strategi pertahanan membuat benteng-benteng seperti Martello kehilangan relevansinya.
Setelah Indonesia merdeka, Pulau Kelor dan bangunannya kurang mendapat perhatian sehingga mengalami kerusakan akibat abrasi laut dan minimnya perawatan.
Kini, yang tersisa hanyalah dinding-dinding batu yang sebagian sudah runtuh, namun bentuk asli benteng masih dapat dikenali dengan jelas.
Peluang Wisata dan Tantangan Pelestarian
Dalam beberapa tahun terakhir, Pulau Kelor mulai menjadi tujuan wisata sejarah yang menarik. Benteng Martello kerap menjadi lokasi favorit untuk fotografi, pengambilan gambar pra-pernikahan, dan dokumentasi budaya.
BACA JUGA:Tempat Semayam Para Dewa? Ini Alasan Gunung Sumbing Dianggap Tempat Suci dan Sakral
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Binaiya: Jejak Alam dan Budaya di Tanah Seram!
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui dinas terkait telah melakukan beberapa upaya konservasi sederhana untuk melindungi benteng dari kerusakan lebih lanjut.
Namun, tantangan besar masih dihadapi, seperti erosi pantai yang terus menggerus serta keterbatasan dana dan fasilitas pendukung.
Warisan Berharga yang Perlu Dilestarikan
Benteng Martello lebih dari sekadar reruntuhan; ia adalah saksi bisu era kolonial sekaligus bagian penting dalam sejarah pertahanan laut di Nusantara.
Keberadaannya mengingatkan kita bahwa kawasan pesisir Indonesia pernah menjadi pusat pertarungan kekuasaan dunia.
Meski kini sepi dan tertinggal zaman, benteng ini tetap berdiri sebagai simbol penting yang mengajak generasi sekarang untuk menghargai dan menjaga warisan sejarah bangsa.