Pelestarian tradisi rambut pengantin Sasak juga mulai didorong melalui kegiatan budaya, pelatihan di sanggar-sanggar seni, serta pengenalan kepada generasi muda lewat festival dan media sosial.
Anak-anak muda Sasak diajak untuk bangga terhadap warisan leluhur mereka, termasuk cara mereka menata rambut untuk hari yang sakral.
Hal ini membuktikan bahwa warisan tak harus disimpan dalam museum, tapi bisa dihidupkan kembali di kepala dan hati para pewarisnya.
Sebab ketika rambut pengantin masih dililit dalam tradisi, berarti cinta dan budaya kita masih
tetap kokoh di tengah arus zaman.