PAGARALAMPOS.COM - Tugu Maseng menjadi bukti bisu dari pertempuran yang dahulu terjadi di wilayah Cigombong, yang terletak di Kabupaten Bogor, pada era penjajahan Belanda.
Tugu Maseng merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk menandai garis demarkasi antara wilayah kekuasaan Indonesia dan wilayah kekuasaan Belanda pada masa lalu.
Monumen ini adalah struktur yang mirip dengan figur seorang pejuang yang tengah menggenggam bambu berwarna merah dan putih pada tangan kirinya, sembari mengepalkan tangan kanannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
Saat ini keadaan Tugu Maseng sekarang ini benar-benar mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Sejarah Tugu MacArthur: Jejak Strategi Perang Dunia II di Puncak Ifar Gunung, Papua!
Di sekeliling monumen itu, terlihat sangat kotor dengan banyaknya limbah dan tumbuhan liar yang tumbuh tak teratur.
Lebih parah lagi, tidak ada lampu yang menyinari saksi bisu sejarah tersebut.
Selanjutnya, tidak jauh dari Monumen Maseng tersebut, ada sebuah batu bertuliskan catatan yang dibuat oleh kepala daerah Bogor pada tanggal 20 Mei 1978.
Berikut adalah hasil parafrase dari teks yang Anda berikan:
BACA JUGA:Sejarah Tugu Religi Gorontalo: Simbol Toleransi dan Spiritualitas dalam Keberagaman!
Dalam batu tulis kuno itu tertoreh kalimat, "Di tempat ini, pada tahun 1946, terdapat batas pemisah antara Pasukan T. R. I Brigade II SKN Siliwangi Pemimpin Mayor A.
Brigade R. I. Kedua SKN Siliwangi dikomandoi oleh Mayor A.
E Kawilarang bersama Kepala Staf Kapten Taswin Natadiningrat menghadapi Tentara Belanda," menurut Maseng, 20 Mei 1978.
Tugu Maseng dan kekuasaan Belanda sangat berhubungan, tetapi hubungan ini terasa kurang penting jika dilihat dari urutan kejadian sejarah yang sebenarnya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah dan Makna Tugu Abel: Simbol Kebersamaan Masyarakat Minangkabau di Lereng Gunung Marapi