Mullet Kembali Diminati Gaya Retro yang Jadi Sorotan Milenial dan Gen Z

Senin 09-06-2025,10:15 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Edi

Namun, tren ini bukan sekadar gaya-gayaan semata. 

Di balik potongan mullet yang tampak “berantakan”, ada narasi kuat tentang penerimaan diri dan keberanian tampil beda. 

Di tengah tekanan untuk selalu tampil sempurna, mullet mengajarkan bahwa keunikan justru bisa menjadi kekuatan. 

Bagi sebagian orang, memotong rambut menjadi mullet adalah bentuk protes terhadap standar kecantikan konvensional yang kaku dan membosankan.

BACA JUGA:Shaggy Hair untuk Tampilan Volume Alami dan Dinamis

Gaya ini membuka diskusi soal bagaimana masyarakat melihat estetika, kepercayaan diri, dan kebebasan pribadi.

Tak bisa dipungkiri, mullet kini menjadi simbol budaya baru yang melampaui tren semata.

Gaya ini menjadi medium bagi generasi muda untuk menunjukkan sikap kritis, artistik, sekaligus nostalgik terhadap masa lalu.

Banyak barber shop dan salon kini menyediakan layanan “modern mullet” lengkap dengan konsultasi agar tetap sesuai dengan karakter wajah dan gaya hidup klien. 

BACA JUGA:Gaya Rambut Bob Pendek, Minimalis, Rapi, dan Mudah Diatur

Bahkan di Indonesia sendiri, sejumlah content creator lokal mulai memperkenalkan gaya ini sebagai bagian dari gerakan fashion inklusif dan berani tampil beda.

Fenomena ini juga membuka peluang bagi industri kreatif untuk lebih eksploratif dalam menggabungkan gaya retro dengan selera kontemporer. 

Dari pemotretan majalah hingga iklan komersial, mullet perlahan tapi pasti kembali mengambil panggung utama. 

Dengan sentuhan yang lebih edgy dan personal, gaya rambut ini mampu mengaburkan batas antara maskulin dan feminin, klasik dan modern, berani dan elegan. 

BACA JUGA:Layered Haircut, Gaya Serbaguna yang Tak Pernah Usang

Mullet bukan hanya potongan rambut, tapi juga sikap hidup yang bebas dari sekat-sekat konservatif.

Kategori :