PAGARALAMPOS.COM - Suku Simalungun merupakan salah satu kelompok sub-etnis Batak yang bermukim di bagian timur Danau Toba, tepatnya di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Etnis ini memiliki sejarah panjang serta budaya yang khas dan berbeda dari sub-etnis Batak lainnya seperti Toba, Karo, Mandailing, Pakpak, maupun Angkola.
Dalam perjalanannya, masyarakat Simalungun memiliki peran penting dalam membentuk budaya lokal dan sistem pemerintahan tradisional di kawasan Tanah Batak.
Nama “Simalungun” diyakini berasal dari kata “simarungun,” yang berarti “berkumpul” atau “bersatu.”
Makna tersebut mencerminkan ikatan kebersamaan yang kuat di antara masyarakat yang dahulu menetap di wilayah timur Danau Toba. Seiring perkembangan waktu, istilah itu berubah menjadi “Simalungun,” yang kemudian digunakan sebagai penanda identitas suku dan wilayah.
BACA JUGA:Sejarah Suku Simalungun: Jejak Peradaban Tua dari Tanah Sumatera Utara!
Asal-usul Simalungun berkaitan dengan migrasi kelompok Batak yang menyebar dari pusat peradaban di sekitar Danau Toba.
Mereka bergerak ke arah timur dan selatan, lalu membentuk komunitas dengan struktur pemerintahan yang khas.
Dari sini muncul kerajaan-kerajaan kecil yang dikenal sebagai Kerajaan Simalungun.
Pada masa lampau, wilayah Simalungun terbagi menjadi empat kerajaan utama yang disebut Raja Maropat, yaitu Kerajaan Raya, Silou, Panei, dan Tanoh Jawa. Masing-masing kerajaan memiliki sistem pemerintahan sendiri dan dipimpin oleh raja yang disebut Raja Marpitu.
Walau berdiri sendiri, keempat kerajaan ini saling berhubungan dan menghormati dalam tradisi adat mereka.
BACA JUGA:Sejarah Dam Candi Limo: Warisan Irigasi Kuno yang Menyimpan Nilai Sejarah!
BACA JUGA:Memahami Sejarah Candi Pari: Jejak Peradaban Majapahit di Sidoarjo!
Kerajaan-kerajaan Simalungun dikenal dengan sistem hukum adat yang kokoh dan pemerintahan yang terstruktur.