Sejarah Makam Sultan Baabullah: Jejak Sang Penguasa Lautan di Tanah Ternate!

Rabu 28-05-2025,15:21 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Makam Sultan Baabullah dibangun di kompleks pemakaman kerajaan Ternate yang telah ada sejak abad ke-15.

Makam ini memiliki gaya arsitektur khas Islam Maluku, dengan batu nisan dari batu andesit yang sederhana namun kokoh.

Di sekelilingnya, terdapat makam-makam para sultan lain serta anggota keluarga kerajaan.

Bangunan pelindung makam terbuat dari kayu dan atap seng, serta dilengkapi dengan tiang-tiang penyangga.

Suasana tenang dan sakral menyelimuti tempat ini, menjadikannya bukan hanya situs sejarah, tetapi juga tempat ziarah dan refleksi spiritual bagi masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar daerah.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Dewi Sartika: Pelopor Pendidikan Perempuan di Nusantara!

Meski telah berusia ratusan tahun, makam ini tetap dijaga dan dirawat dengan baik oleh warga setempat dan pihak Kesultanan Ternate.

Pemerintah daerah pun turut mendukung pelestariannya sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya.

Nilai Historis dan Budaya

Keberadaan makam Sultan Baabullah tidak bisa dilepaskan dari semangat perjuangan anti-penjajahan.

Sosok Baabullah menjadi representasi dari perlawanan lokal yang berhasil mengalahkan kekuatan asing dengan kecerdasan diplomasi, kekuatan militer, dan solidaritas antarkerajaan di kawasan timur Indonesia.

Bagi masyarakat Maluku Utara, makam ini bukan hanya tempat mengenang tokoh besar, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan budaya.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Kawah Putih Ciwidey: Permata Mistis di Selatan Bandung!

Nama Baabullah diabadikan dalam berbagai bentuk—mulai dari nama bandara (Bandara Sultan Babullah), nama jalan, hingga institusi pendidikan.

Tradisi ziarah ke makam Sultan Baabullah juga menjadi bagian dari upacara adat Kesultanan Ternate, terutama pada saat peringatan wafatnya sang sultan atau dalam acara-acara budaya seperti Kolano Ma Ternate.

Pelestarian dan Potensi Wisata

Kategori :